Titik Kumpul – Laksamana John Aquilino membeberkan sederet fakta ancaman China terhadap Amerika Serikat (AS) yang menurutnya sudah berlangsung setidaknya 10 tahun terakhir. Dengan daya juangnya saat ini, Negeri Tirai Bambu disebut-sebut semakin agresif.
Komandan Komando Indo-Pasifik AS (INDOPACOM) memberikan sederet penjelasan mengenai peningkatan aktivitas militer China di hadapan anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat pada Kamis, 21 Maret 2024.
Salah satu tindakan rezim Xi Jinping yang tentu saja paling banyak dikecam Amerika adalah klaim sejumlah wilayah di Laut Cina Selatan dan ambisi mencaplok Taiwan.
Aquilino mencontohkan klaim Tiongkok atas Kepulauan Spratly, atau gugusan yang disebut Second Thomas Shoal.
Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) gencar melakukan aktivitas militer, termasuk latihan tempur skala besar.
Amerika sering melihat hal ini sebagai tindakan provokasi, juga terhadap negara-negara lain di sekitar Laut Cina Selatan.
Aquilino bahkan menyebut ancaman China jauh lebih mengerikan dibandingkan saat militer AS menghadapi pasukan Nazi Jerman pada Perang Dunia II.
“Yang harus kita pahami adalah kita belum pernah menghadapi ancaman seperti ini sejak Perang Dunia II,” kata Aquilino seperti dikutip Titik Kumpul Military of The National Interest.
“Tindakan mereka menjadi lebih agresif, retorika mereka menjadi lebih jelas. Mereka kini telah menyatakan bahwa ciri-ciri Second Thomas Shoal adalah wilayah kedaulatan Republik Rakyat Tiongkok,” ujarnya.
Selain itu, pesatnya pertumbuhan industri militer Chima membuat Amerika semakin khawatir. Menurut Aquilino, Tiongkok dengan kekuatan militernya memiliki segalanya untuk mengubah dunia.
“Tiongkok adalah satu-satunya negara yang mempunyai kemampuan, kapasitas dan niat untuk mengubah tatanan internasional,” lanjut Aquilino.
Aquilino juga menjelaskan kenaikan anggaran pertahanan China selama tiga tahun berturut-turut. Dalam laporannya, Aquilino menyatakan belanja militer Tiongkok akan meningkat sebesar 7,2 persen pada tahun 2024.
Dengan kata lain, China saat ini memiliki anggaran pertahanan sekitar USD 225 miliar atau setara Rp3,553 triliun.
Meski terkesan banyak, Aquilino belum yakin dengan transparansi Partai Komunis China soal angka tersebut. Faktanya, intelijen dan militer AS meyakini dana pertahanan yang dibayarkan Tiongkok jauh lebih besar dari jumlah tersebut.
“Mereka menaikkan anggaran pertahanannya sebesar 7,2 persen pada tahun ini. Artinya, mereka menaikkannya tiga tahun berturut-turut. Dan saya yakin itu bukan angka yang sangat transparan,” kata Aquilino lagi.
“Penilaian saya adalah mereka sebenarnya membelanjakan lebih banyak uang untuk pertahanan daripada yang mereka keluarkan,” katanya.