Jubir Kantor Komunikasi Kepresidenan Dikecam Usai Beri Pernyataan Terkait Polemik Gus Miftah

Jakarta, Titik Kumpul – Peristiwa penjual es krim manis saat tazkirah yang dipimpin Gus Miftah menuai reaksi negatif di masyarakat. Akibat kejadian tersebut, pemerintah pun buka-bukaan soal kelakuan Gus Miftah. Mengingat jabatan Gus Miftah saat ini sebagai Duta Khusus Presiden untuk Kerukunan Umat Beragama dan Pembinaan Organisasi Keagamaan.

Usai pernyataan tegas Mensesneg terkait tindakan Gus Miftah, kali ini Juru Bicara Kantor Penghubung Presiden Adita Irawati pun angkat bicara. Dalam wawancaranya dengan salah satu stasiun televisi, Adita membeberkan tanggapan pihak Istana atas kejadian yang menghebohkan publik tersebut.

Namun pada pernyataan pertama Adita di awal video wawancara, pernyataan Adita yang menyinggung perasaan masyarakat awam langsung mendapat kecaman dari netizen. Dalam video wawancara yang diunggah ulang akun gosip @lambegosiip, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan menyebut pihak Istana menyayangkan kejadian yang terjadi belakangan ini.

Adita juga mengatakan, tindakan Gus Miftah yang kasar kepada penjual es teh itu bertentangan dengan sikap Presiden Prabowo Subianto. Adita menyebutkan bahwa Prabowo sangat berpihak pada rakyat jelata, saat itu Adita juga menyinggung permasalahan rakyat jelata dalam penjelasannya.

“Kami di Istana tentu menyayangkan kejadian ini, sesuatu yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Toh kalau kita lihat Presiden kita Tuan Prabowo Subianto, kalau kita lihat pidatonya, kunjungannya ke lapangan, sudah jelas. bahwa itu adalah bagian dari rakyat, rakyat,” katanya.

Tak hanya itu, Adita juga terdengar menggunakan kata-kata umum yang dianggap sangat sensitif oleh pengguna media sosial. Dalam kalimat lain, Adita menyebut Presiden Prabowo sangat peduli terhadap rakyat jelata. 

“Dari beberapa pernyataan dan ketika ada pertemuan dengan masyarakat secara umum, terlihat jelas bahwa beliau sangat peduli terhadap rakyat jelata. Lagipula kalau kita lihat kebijakannya sangat berpihak pada masyarakat miskin. Kita baru mendengarnya kemarin. kalau UMP dinaikkan menjadi 6,5 persen, maka ada pangan bergizi gratis yang dilaksanakan tahun depan,” ujarnya.

Sontak video tersebut mendapat kecaman dari warganet. Beberapa dari mereka meminta Adita selaku juru bicara Kantor Presiden untuk tidak menggunakan kata-kata umum yang sangat sensitif di telinga mereka.

“Orang Indonesia harusnya secukupnya, tanpa tambahan sedikit-sedikit atau biasa-biasa saja,” kata warganet.

“Gimana sih kita rakyat jelata, kita semua kan manusia bu,” sahut yang lain.

“TIDAK ADA ORANG NORMAL,” komentar yang lain.

“Laki-lakinya siapa, Bu?”

“Siapa orang biasa yang kaya raya, Bu?”

“Coba ulangi, Bu, yang dibilang orang biasa,” pinta yang lain.

“Kenapa harus orang biasa gan,” sahut yang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *