Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengungkap alasan penghapusan jurusan di tingkat SMA.
Menurut Kepala Badan Standar Kurikulum dan Penilaian Pendidikan Nasional (BSKAP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Anindito Aditomo, penghapusan peminatan penerapan Kurikulum Mandiri akan menjadikan basis pengetahuan peserta didik lebih relevan untuk masa depan. rencana studi.
Anindito dalam keterangan tertulisnya juga menjelaskan, penghapusan jurusan SMA dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2021.
“Pada tahun ajaran 2022, kurang lebih 50% satuan pendidikan akan menerapkan Kurikulum Merdeka. Pada tahun ajaran 2024 saat ini, tingkat penerapan Kurikulum Merdeka sudah mencapai 90-95% untuk SD, SMP, dan SMA/SMK. ,” Anindito dikutip Antara pada Kamis, 18 Juli 2024.
Di kelas 11 dan 12, lanjutnya, siswa yang sekolahnya menggunakan Kurikulum Mandiri dapat lebih leluasa memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, kemampuan, dan cita-citanya untuk melanjutkan pendidikan atau karir.
Misalnya, ia mengatakan seorang mahasiswa yang ingin mengambil program sarjana teknik dapat mengambil mata kuliah pilihan matematika dan fisika tingkat lanjut tanpa harus mengambil biologi.
Sebaliknya, seorang mahasiswa yang ingin belajar kedokteran dapat menggunakan jam belajar pilihan pada mata pelajaran biologi dan kimia tanpa harus mengambil mata pelajaran matematika tingkat lanjut.
Dengan cara ini, mahasiswa dapat lebih fokus membangun basis pengetahuan yang relevan dengan minat dan rencana studinya di masa depan.
Menurutnya, pelatihan yang lebih fokus dan mendalam sulit dilakukan jika siswa masih dikelompokkan pada jurusan IPA, IPS, dan bahasa asing.
Padahal, kata dia, ketika ada pembagian jurusan, sebagian besar mahasiswa memilih jurusan IPA bukan karena refleksi bakat, minat, dan rencana kariernya, melainkan karena jurusan IPA diberikan keistimewaan lebih dalam memilih program studi. di Universitas. .
Dengan meniadakan jurusan SMA, kata dia, Kurikulum Merdeka mendorong siswa untuk mengeksplorasi dan merefleksikan minat, bakat, dan cita-cita karirnya, serta memberikan kesempatan mengambil mata kuliah pilihan dengan lebih fleksibel, sesuai rencana.
Selain itu, penghapusan jurusan SMA juga menghilangkan diskriminasi terhadap siswa jurusan non-sains dalam seleksi siswa baru nasional.
Dengan Kurikulum Mandiri, seluruh lulusan SMA dan SMK dapat mendaftar ke semua program studi melalui jalur ujian, tanpa dibatasi jurusan pada saat SMA/SMK.