DETROIT, WI – Industri otomotif kembali mengalami kejutan setelah pengunduran diri mendadak CEO Stellarazine Carlos Tavares pada hari Minggu.
Keputusan ini diambil di tengah kritik keras terhadap kepemimpinannya. Saham Stellantis turun 8,9 persen tak lama setelah berita tersebut dipublikasikan, menurut laporan Reuters.
Tavares, yang pernah dianggap sebagai salah satu eksekutif paling dihormati di industri otomotif, kini menghadapi pengawasan ketat atas beberapa kesalahan strategis, khususnya di pasar Amerika Utara.
Titik Kumpul Otomotif dari Electrek dikutip Selasa 3 Desember 024 Awal tahun ini, perusahaan mengeluarkan peringatan laba untuk tahun 2024 dengan perkiraan biaya hingga 10 miliar euro. Saham perusahaan tersebut anjlok, kehilangan 40% keuntungannya tahun ini.
Henri de Castries, direktur senior Stellartis Independent, mengatakan keberhasilan perusahaan terletak pada koordinasi antara pemegang saham utama, dewan direksi, dan CEO.
Namun perbedaan pendapat yang muncul dalam beberapa pekan terakhir berujung pada keputusan Tavarez mundur.
Stellantis saat ini sedang mencari pemimpin baru dan berencana mempekerjakannya pada paruh pertama tahun depan. Tavares sebelumnya diperkirakan akan pensiun pada tahun 2026.
Salah satu kesalahan signifikan yang membebani kepemimpinannya adalah meningkatnya akumulasi kendaraan Jeep, Chrysler, Ram dan Dodge di dealer dan pabrik. Hal ini menyebabkan pangsa pasar Stellarazine di Amerika Utara turun menjadi 8,2% dari 10% pada paruh pertama tahun ini.
Selain itu, perusahaan juga dikritik karena lambat dalam menurunkan harga kendaraan di tengah persaingan yang ketat dari General Motors dan Ford. Langkah ini dinilai akan menurunkan daya saing di segmen pelanggan inti mereka.
Di Eropa, merek Peugeot dan Fiat kesulitan bersaing dengan produsen mobil Tiongkok seperti BYD dan Geely, sementara penjualan global Stellantis diperkirakan akan menurun sebesar 10% pada paruh pertama tahun 2023.
