JAKARTA, Titik Kumpul —— Banyak penyakit mengerikan yang menimpa anak-anak akhir-akhir ini. Mulai dari gagal ginjal, penyakit autoimun, hingga penyakit mengerikan lainnya. Terkait hal tersebut, pendiri Metode Kesehatan Rasulullah, Zaid al-Akbar, menduga banyak penyakit yang terjadi pada masa kanak-kanak dipengaruhi oleh berbagai jajanan modern yang banyak tersedia saat ini.
“Sebelumnya saya rasa, saya belum pernah mendengar ada anak kecil yang mengidap penyakit ginjal, diabetes, penyakit autoimun, dan sebagainya pada anak kecil saat ini. Faktanya, banyak orang dewasa yang tidak mengidap penyakit seperti ini Pertanyaannya adalah bagaimana kasus seperti itu muncul saat ini?” tulisnya di akun Instagram-nya.
Zydul pun menulis bahwa dirinya yakin betul bahwa munculnya berbagai penyakit mengerikan tersebut bermula dari makanan.
“Kita belum bicara tentang gangguan psikologis yang mungkin banyak orang tua yang belum mengetahuinya. Bukankah itu ada hubungannya dengan makanan yang dimakan anak kita? Tentu saja ada orang tua, kita coba atau tidak untuk diingat lagi. Berapa kali kita sakit dalam setahun terakhir, meskipun hanya flu, tulisnya kembali.
Zidul mengatakan, ia membandingkan anak-anak yang tinggal di desa terpencil dengan anak-anak yang tinggal di kota-kota besar. “Mungkin yang paling kuat di antara kita di kota ini, karena paparan terhadap jajanan misterius ini sangat minim,” katanya. “Dan sejak makanan tersebut masuk ke dalam mulut Anda hingga dikeluarkan, efek buruknya akan bertahan selama itu.”
Jadi apa solusinya?
Zaid the Elder juga berbagi informasi tentang apa yang bisa terjadi jika anak makan sembarangan. “Sebelum ke perut, kita mulai di mulut. Di situlah yang sebenarnya menimbulkan masalah bagi anak-anak. Saat anak mengunyah, air liur (yang mengandung enzim amilase) mulai memecah karbohidrat dalam makanan itu jajanan,” jelasnya seraya menambahkan bahwa makanan yang mengandung tinggi lemak, gula, dan pengawet “prosesnya tidak sempurna.”
Menurutnya, bakteri di mulut anak juga lebih cepat berkembang biak sehingga dapat menyebabkan kerusakan gigi, infeksi gusi, dan kerusakan gigi. “Ini mungkin alasan mengapa banyak anak memiliki gigi berlubang.
Gangguan air liur juga dapat menyebabkan anak menganggap makanan terasa hambar atau hambar sehingga nafsu makannya menurun. Di perut, perut berjuang untuk memecah lemak berlebih
Zaid Al-Akbar meyakini, makanan yang banyak mengandung lemak, seperti gorengan, makanan dengan tekstur renyah, atau fast food, akan lebih sulit dicerna oleh lambung, terutama perut anak-anak. Perut bayi harus bekerja lebih keras untuk memecah lemak dengan bantuan enzim lipase.
“Akibatnya pencernaan menjadi lebih lambat sehingga bisa menyebabkan perut anak kembung dan menimbulkan rasa mual yang berkepanjangan, anak juga bisa merasa lemas atau lesu setelah makan, karena tubuh menggunakan terlalu banyak energi untuk mencerna makanan yang sulit diolah ,’” katanya
Zidul menjelaskan, lambung juga mengatur sekresi hormon pencernaan, seperti ghrelin (hormon pemicu rasa lapar) dan gastrin (hormon pemicu produksi asam lambung). Makanan yang tidak sehat dapat mempengaruhi keseimbangan hormonal.
“Akibatnya anak-anak sulit berhenti mengonsumsi makanan tinggi gula atau karbohidrat olahan karena meningkatnya kadar hormon ghrelin. Hal ini dapat memicu pola makan berlebihan, peningkatan risiko obesitas bahkan risiko diabetes,” ujarnya. dikatakan. Menjelaskan bahaya pengurangan nutrisi
Tak hanya menimbulkan risiko obesitas dan diabetes, Zydul juga mengatakan, proses pencernaan di lambung merupakan langkah penting dalam menyiapkan makanan agar dapat terserap dengan baik di usus, namun tidak dapat dicerna dengan baik.
Akibatnya, anak tidak dapat memperoleh zat gizi yang diperlukan untuk tumbuh kembangnya, seperti vitamin dan mineral, yang dapat berdampak pada melemahnya daya tahan tubuh dan tumbuh kembang yang tidak tepat, jelasnya.
Katanya: “Kita belum sampai ke lambung, belum sampai ke usus halus dan usus besar, bahkan saluran pembuangan, dan jajanan sembarangan masih menimbulkan masalah.”