VIVA Tekno – Sebagai negara maritim, Indonesia kaya akan beragam potensi di sektor kelautan dan perikanan.
Salah satunya adalah laut. Tumbuhan laut sebagian besar merupakan makroalga bentik yang hidup di dasar perairan.
Umumnya rumput laut melimpah di daerah beriklim sedang atau perairan tawar yang tidak mendapat cukup sinar matahari. Rumput laut merupakan alga yang hidup di laut dan termasuk dalam divisi Thallophyta.
Seluruh bagian rumput laut disebut dengan thallus, dimana thallus rumput laut itu berbeda-beda bentuknya, ada yang berbentuk tabung bulat, piring, insang, bulat.
Batang menerima atau menyimpan nutrisinya melalui sel-sel thallus. Nutrisi tersebut dibawa oleh arus yang menerpa bulu babi kemudian disimpan agar bulu babi dapat tumbuh dan dewasa.
Kandungan utama laut adalah karbohidrat, protein dan lemak. Selain itu, kekayaan nutrisi dan antioksidan yang tinggi membuat rumput laut dapat digunakan dalam berbagai aplikasi industri.
Di Indonesia, pemanfaatan rumput laut secara industri dimulai pada industri gelatin (Gelidium dan Gracilaria), kemudian pada industri industri (Eucheuma) dan industri alginat (Sargassum).
Selain digunakan sebagai pewarna makanan dan tekstil, gandum juga dapat digunakan pada produk makanan dan non makanan.
Misalnya saja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UKM) Poklahsar Merta Nadi yang berlokasi di Desa Kutuh, Kuta Selatan, Bali.
Salah satu pusat pengelolaan kelautan mendapat bantuan dari BRI Life berupa peralatan produksi seperti display, paper cup serta peralatan produksi lain yang diperlukan.
Didirikan pada tahun 2020, BRI wilayah Bali akan membantu UKM memproduksi produk olahan makanan laut seperti mie instan, steak keju, irisan kacang tanah, jus, minuman, kue, dan fla gabin.
“Bantuan ini tentunya akan memacu mereka untuk bekerja lebih keras dalam pengembangan usaha demi kebahagiaan mereka sendiri,” kata Manajer Kepatuhan dan Hukum BRI Life I Dewa Gede Agung dalam keterangan resmi, Senin, 29 April 2024.
