Jakarta, Titik Kumpul – Saat ini jumlah penderita penyakit liver cukup besar. Diketahui 20-30 persen masyarakat Indonesia menderita perlemakan hati, dan kanker hati merupakan kanker dengan angka kematian tertinggi keempat di Indonesia.
Dr. Benedictus Widaja, MBChB (UK), Direktur Mandaya Hospital Group, mengatakan masih banyak masyarakat yang menganggap remeh penyakit liver. Jelajahi informasi lebih lanjut!
“Contohnya, kalau SGPT/SGOT-nya tinggi dan tidak dimonitor, itu sangat berbahaya karena bisa menyebabkan perlemakan hati, yang jika terus berlanjut bisa menyebabkan fibrosis, sirosis, dan bahkan kanker hati.” Dr menjelaskan. Benediktus dalam keterangannya yang dikutip Sabtu 19 Oktober 2024.
Menurut dr. Benedict, para ahli sebenarnya bisa mengobati perlemakan hati dan fibrosis hati dengan obat-obatan.
“Bagi penderita bintil hati jangan khawatir, kami di Mandaya punya teknik yang tepat untuk bintil hati dibawah 2 cm, 2-5 cm sampai 5 cm dan lebih, kami sudah punya tekniknya. Jadi santai saja,” tutupnya.
Mandaya Royal Hospital Puri telah memulai sendiri Mandaya Advanced Liver Center, sebuah pusat pengobatan penyakit hati komprehensif yang dapat mengobati berbagai penyakit hati dari kasus ringan hingga kasus serius yang kompleks seperti kanker hati.
Dilengkapi dengan peralatan, teknologi dan prosedur medis terkini seperti USG Liver Fusion & MRI PDFF, TACE (Transcatheter Arterial Chemoembolization), RF (Radio Frekuensi Ablation), MWA (Microwave Ablation), EUS (Endoscopic Ultrasound) dan ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography ). ), Mandaya Advanced Liver Center dikelola oleh 25 dokter spesialis, spesialis dan profesor yang mengkhususkan diri pada bidang hepatologi atau liver.
Beberapa penyakit yang dapat diobati di Mandaya Liver Center adalah perlemakan hati, hepatitis, abses hati, fibrosis, sirosis, bintil hati, dan kanker hati.
Lebih lanjut dr Ben menjelaskan, pada tahap awal, pemeriksaan dapat dilakukan oleh dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis gastroenterohepatologi (Sp.PD-KGEH).
Sedangkan pada kondisi yang memerlukan intervensi, pasien dapat dirujuk ke dokter spesialis bedah pencernaan atau radiologi intervensi. Pada kasus kanker hati primer, bila sudah terjadi penyebaran sistemik, pengobatan dapat dilakukan oleh subspesialis Hematologi dan Onkologi Medis (KHOM) atau bagian onkologi radiasi,” jelasnya.
Serangkaian tes fungsi hati yang lengkap juga tersedia, mulai dari tes darah hingga USG elastografi hati, yang dapat mendeteksi kelainan fungsional dan anatomi hati, seperti perlemakan hati, hepatitis nodular, dan kanker hati.
Erwin Suyanto, Humas Grup Rumah Sakit Mandaya, menambahkan tes hati ini diciptakan untuk memudahkan masyarakat yang ingin memeriksa kondisi fungsi hatinya secara sempurna.
“Jadi kondisi liver tidak bisa diperiksa dalam sekali pemeriksaan, terkadang pasien bingung harus mulai dari mana dulu. Itu sebabnya kami membuatnya mudah dengan membuat paket pratinjau. Jadi pasien bisa datang melalui satu pintu dan mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan liver secara lengkap, kata Erwin Suyanto.