Solo, Titik Kumpul – Pekan Paralimpiade Nasional (Papernas) XVII 2024 di Solo hingga Kamis malam, 10 Oktober 2024. Kontingen Sumut total meraih 22 medali emas, 18 perak, dan 16 perunggu. Untuk itu, Sumut optimistis masuk tiga besar.
Ketua NPC Sumut Alan Sastra Ginting mengatakan, pihaknya optimistis Sumut masuk lima besar peraih medali emas. Termasuk personalisasi medali peninggalan pertandingan tanpa kertas.
“Kami berupaya memetakan dan memaksimalkan potensi medali emas di nomor-nomor yang tersisa,” kata Allen dalam keterangannya, Jumat, 11 Oktober 2024.
Allen yakin masih ada potensi medali di sejumlah cabang olahraga yang tersisa. Seperti pada cabang renang, atletik, angkat besi, dan catur, peluang meraih medali emas masih terbuka.
“Sungguh, banyak momentum kompetitif sepanjang tiga hari kompetisi. Semoga target finis di lima besar bisa tercapai,” jelas Allen.
Sumut masih berada di peringkat ketiga klasemen perolehan medali. Medali dari beberapa cabang olahraga disumbangkan. Termasuk medali emas yang diraih berkat cabang olahraga renang.
Berlangsung Kamis kemarin di Kolam Renang Intan Pari Kabupaten Karanganaar. Medali emas dipersembahkan oleh Yesikrani Clarita Situmorang.
Hadir di final nomor 100m gaya dada S13 putri, remaja 14 tahun itu berhasil finis tercepat dengan catatan waktu 01:47,87 detik. Sedangkan atlet DKI Jakarta Firstnia Kayla Amir harus puas meraih perak dengan catatan waktu 01:51,89 detik.
Usai pertandingan, Yesikarni mengaku khusus mendedikasikan medali emas tersebut untuk Koch dan masyarakat Sumut. Ia pun bertekad meraih medali emas kedua pada final gaya dada 50m putri pada Sabtu, 12 Oktober 2024.
“Awalnya saya cepat di start, tapi di 50 meter terakhir itu yang akhir. Jadi, saya maksimalkan banget. Akhirnya finis di depan,” kata Yesikarani.
Sementara pada cabang olahraga Taekwondo yang digelar di Auditorium Universitas Sebelas Maret, Sumut menurunkan dua atletnya di final. Mereka adalah Mohammad Rizki pada kategori K44 under 70 kg putra dan Rizki Ilhamsah Tanjung pada kategori K41 under 70 kg putra.
Selain lolos ke final, Meela Spryani juga berhasil meraih medali perunggu pada kategori K44 under 52 kg putri.
Dua medali perunggu lagi akhirnya berhasil diraih pada Pertandingan Panahan yang diadakan di Alun-Alun Kota Barat pada hari yang sama. Medali perunggu pertama diraih Guntur pada nomor individu terbuka tunggal putra majemuk.
Kemudian, medali perunggu kedua juga diperebutkan pada nomor daksa ganda majemuk putra, yakni duet Guntur/Rajli mengalahkan Jawa Barat dengan skor 147-145.
Meski gagal meraih emas, pelatih panahan Sumut Budyono tetap salut dan bangga para atletnya sudah berusaha maksimal. Harus diakui juga bahwa seluruh pemain elite juga turut bersaing dalam isu ini.
“Kami masih berpeluang meraih medali di nomor standar individu berkat Asmen Sihotang. Targetnya minimal meraih satu medali emas di nomor ganda majemuk. Namun, kami masih berpeluang meraih medali perunggu. Terima kasih kamu, semoga kita bisa meraih emas di final compound putra,” kata Budiono.
Selang beberapa hari, tenis kursi roda akhirnya berhasil meraih medali perunggu di kompetisi ganda putra tingkat nasional. Pertandingan solo akan berlangsung di lapangan tenis Manahan pada hari yang sama. Sumut yang disokong Reza Auliya/Adi Saputra mengalahkan duo Kalsel Noordin/Rizal dua set langsung 6-2, 6-4.
Pelatih tenis kursi roda Sumut, Alferion patut bersyukur atas raihan perunggu tersebut. Menurut mereka, medali perunggu yang mereka peroleh merupakan hasil perjuangan tim mereka, sehingga kali ini mereka berhasil meraih medali pertamanya di Peppers.
“Memang level lawan kami lebih baik, apalagi mereka adalah atlet binaan nasional dan tim elit. Kami berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai final, namun usaha kami hanya mencapai semifinal. Namun, dalam perebutan perunggu, anak-anak berjuang keras untuk pulang dengan tangan kosong ke Sumut,” ujarnya.
Sementara tuan rumah Jawa Tengah masih memimpin perolehan medali dengan 103 emas, 76 perak, dan 74 perunggu. Jawa Barat menempati posisi kedua dengan 76 emas, 72 perak, dan 76 perunggu. Sementara DKI Jakarta meraih 20 medali emas, 22 perak, dan 20 perunggu sehingga naik peringkat ketiga, menggusur Riau dan Sumut.