Jakarta, Titik Kumpul – RS Pondok Indah menggelar diskusi dengan topik “Apa dan Bagaimana Inseminasi Sebagai Pengobatan Gangguan Kesuburan”. Diskusi yang berlangsung pada Selasa, 19 November 2024 ini menghadirkan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi, Dr. Shanty Olivia S., Sp.OG Subsp.F.E.R.
Acara ini membahas salah satu teknologi reproduksi berbantuan, yaitu inseminasi intrauterin yang menjadi salah satu pilihan penanganan berbagai kasus gangguan kesuburan.
Dalam diskusi ini, Dr. Shanty menjelaskan, inseminasi merupakan salah satu metode teknologi reproduksi berbantuan untuk membantu pasangan yang mengalami gangguan kesuburan. Proses ini dilakukan dengan menyuntikkan sperma pilihan ke dalam rongga rahim pada masa subur. Tujuannya adalah untuk memperpendek jarak perjalanan sperma ke sel telur.
“Inseminasi adalah sperma yang sudah diolah atau dicuci dan diseleksi, jadi bukan sperma murni, dimasukkan ke dalam rongga rahim pada masa subur, jadi syaratnya sperma itu ada, dan masa subur juga ada.” kata Dr. Pondok.
Inseminasi dianjurkan bagi pasangan yang menderita kondisi seperti infertilitas yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, endometriosis ringan, kelainan sperma seperti kuantitas atau kualitas yang tidak normal, masalah ereksi atau ejakulasi, serta kondisi kesehatan tertentu, seperti penderita HIV atau hepatitis, dengan sperma yang dimilikinya. telah melalui proses pencucian khusus.
Keberhasilan inseminasi bergantung pada beberapa faktor, antara lain kesehatan rahim dan saluran tuba wanita, serta kualitas sperma pria.
Syarat untuk melakukan inseminasi bagi seorang wanita adalah rahim dan saluran tubanya harus sehat, karena hasil pembuahan selanjutnya menempel pada rongga rahim, sehingga saluran tuba dan rahimnya harus sehat dan tidak boleh tersumbat, jelasnya. Dr. Pondok.
Usia juga menjadi faktor yang mempengaruhi kesuksesan. Wanita yang berusia di atas 38 tahun biasanya disarankan untuk segera melakukan inseminasi, karena kualitas dan cadangan sel telur akan menurun drastis setelah usia 40 tahun.
“Karena selain angka, kualitas sel telur wanita akan menurun drastis jika dia berusia di atas 40, bahkan lebih baik lagi jika berusia 38 tahun,” kata Dr. Pondok. Faktor pria, seperti jumlah sperma yang sangat rendah (oligozoospermia parah), juga berdampak.
Dengan berbagai manfaat dan syaratnya, inseminasi diharapkan dapat menjadi solusi efektif bagi pasangan yang sedang berjuang untuk hamil, terutama yang menghadapi masalah kesuburan ringan hingga sedang.