Titik Kumpul Parenting – Setiap tanggal 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional (HAN). Hari Anak Nasional merupakan momentum penting untuk meningkatkan kesadaran dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan hak anak untuk hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan martabat kemanusiaan, serta dilindungi dari kekerasan dan diskriminasi.
Namun sayangnya, kekerasan terhadap anak masih terus terjadi. Mari kita lanjutkan menelusuri artikel lengkapnya di bawah ini.
Lantas apa saja kasus kekerasan terhadap anak di Indonesia yang mendapat perhatian luas dari masyarakat? Di bawah ini adalah ringkasannya
Kabar tersebut semakin ramai dibicarakan karena salah satu pelaku pelecehan diduga merupakan anak seorang artis. Informasi ini diteruskan oleh akun X.
Pengguna akun tersebut memberikan petunjuk mengenai artis yang dimaksud, yakni Vincent Rampis. Anak Vincent Rumpis terlibat kasus bullying di sekolah internasional
Awal tahun 2024 lalu, publik dihebohkan dengan kejadian bullying di sebuah sekolah internasional di BSD, Tangerang Selatan.
Kabar dugaan tindakan pelecehan tersebut diberitakan di Media Sosial X atau dahulu disebut Twitter dengan nama @BosPurwa. Perundungan tersebut menimpa seorang pelajar dan pelakunya dianggap berusia lebih tua darinya. Diketahui, orang yang mengalami luka bakar akibat rokok telah dibawa ke rumah sakit.
Sejumlah foto pun diunggah di akun X, salah satunya foto korban kecelakaan yang terbaring di ranjang rumah sakit tengah menjalani perawatan. Setelah itu, diunggah pula foto-foto yang memperlihatkan beberapa orang yang diduga melakukan pemerkosaan. Bullying menyebabkan kebutaan pada anak-anak kelas dua
Pada tahun 2023 lalu, publik dihebohkan dengan kejadian bullying yang terjadi pada siswa kelas II SD di Grisik, Jawa Timur. Mata kanan siswa tersebut diketahui buta permanen akibat penikaman yang diduga dilakukan oleh kepala sekolah.
Peristiwa itu terjadi saat sekolah siswa berinisial SAH menggelar kompetisi usia 17 tahun.
Ayah korban, Samsol Arif menjelaskan, putrinya yang sedang mengikuti lomba tersebut tiba-tiba ditarik ke area antara ruang guru dan pagar sekolah.
Saat itu Shah diminta memberikan uang jajan namun saat itu Shah menolak. Akibatnya, pelaku menusuk mata kanan korban dengan bola daging.
Berdasarkan hasil tes di rumah sakit, mata SAH mengalami kebutaan akibat kelainan saraf. SAH juga mengatakan bahwa ayahnya terluka saat berjalan menuju sekolah setelah kejadian tersebut. Penindasan menyebabkan kematian
Di penghujung tahun 2023, publik juga dihebohkan dengan kabar meninggalnya seorang siswa SD di Tambon Slatan, Baksi. Pathir yang berusia 12 tahun meninggal di sebuah rumah sakit di Bakassi.
Sebelum meninggal, almarhum sempat terjatuh saat berada di rumah dan mengalami gangguan pernafasan. Hasil tes menunjukkan adanya cairan di paru-paru.
Usai mendapat perawatan di RS Dharmais Jakarta, Pathir diperbolehkan pulang.
Pathir kembali mengalami kesulitan bernapas dan langsung dirujuk ke RS Hermina Baksi pada Rabu, 6 Desember 2023. Namun, Kamis dini hari, 7 Desember 2023, Pathir dinyatakan meninggal dunia.
Pathir dikenal sebagai korban pelecehan. Di-bully oleh teman-temannya di sekolah, ia bahkan harus diamputasi anggota tubuhnya.
Berdasarkan keterangan ibu korban, anaknya hendak menuju kantin untuk jajan, namun tanpa sengaja temannya menarik kaki korban hingga terjatuh cukup keras.
Pathir dibawa ke rumah sakit dan didiagnosis menderita infeksi internal dan harus menjalani operasi. Keluarga kemudian membawa korban ke RS Pondok Indah untuk RSCM.
Namun kondisi kaki korban semakin parah hingga harus dirujuk ke RS Dharmais. Di sana, setelah diperiksa, diketahui almarhum mengidap kanker tulang aktif setelah terjatuh. David menganiaya keponakannya
Pada Oktober 2023, warga Semarang dihebohkan dengan kematian tidak wajar seorang bocah lelaki berusia 6 tahun yang diketahui meninggal karena sebab tidak wajar, berinisial KS.
RS Panti Wilasa Semarang mengatakan, korban mengalami luka tidak wajar pada organ vital dan dubur. Berdasarkan pemeriksaan Polrestabes Semarang, pelaku adalah paman korban.
Pelaku sendiri melakukan pelecehan seksual terhadap korban sebanyak tujuh kali. Pelaku mengungkapkan, alasan menganiaya keponakannya adalah paparan pornografi. Kasus Anglin di Jalan Sadap Malam Bali
Penemuan jenazah Anglin pada tahun 2015 sempat membuat heboh masyarakat Indonesia. Jenazah Anglin yang saat itu berusia 8 tahun ditemukan membusuk di bawah pohon tempat bonekanya dikuburkan di tempat sampah.
Sebelum meninggal dunia, bocah berusia 8 tahun itu dilaporkan hilang pada 16 Mei 2015 oleh keluarganya. Saat itu, Anglin hilang pada 16 Mei saat sedang bermain di depan rumah orang tua angkatnya.
Akhirnya pihak keluarga melaporkan hilangnya anak tersebut ke polisi. Sayangnya, dalang kematian bocah tersebut terungkap adalah ibu angkat korban, Marguerite Margot, dan asistennya, Auguste.
Mengetahui Marguerite sendiri yang membunuh korban, Anglin meminta Agus membantunya menguburkannya di bawah kandang ayam di halaman belakang rumahnya. Saat itu, Marguerite menawarkan $200 juta kepada Lagos untuk menguburkan korban.
Yang lebih meresahkan lagi, Marguerite menusukkan sebatang rokok ke punggung Anglin untuk memastikan korbannya sudah meninggal. Di balik kematian Anglin, terungkap pula bahwa gadis kecil itu dianiaya oleh ibu angkatnya.
Masih muda, Anglin harus merawat, memberi makan, dan memberi minum ayam, anjing, dan kucing. Anglin bahkan sempat di-bully oleh teman-temannya karena penampilan korban yang tidak rapi saat bersekolah.
Kematian bocah berusia 8 tahun itu juga diliput oleh berbagai media asing saat itu. Dari SBS Australia, hingga PBS Thai secara bersamaan.