JAKARTA – Kasus tuberkulosis (TB) di Indonesia menduduki peringkat kedua dunia setelah India. Pada tahun 2023, jumlah kasus TBC di Indonesia tercatat sebanyak 969 ribu orang dan 93 ribu per tahun.
Namun pada tahun ini angka penderita tuberkulosis di Indonesia bisa mencapai 1.060.000 dan diperkirakan kematian mencapai 134 ribu kasus per tahun. Cari informasi lebih lanjut.
Situasi Indonesia menurut World Tuberculosis Report 2023 berada di urutan kedua. Jumlah kasus 1.060.000, kematian masih tinggi yaitu 134 ribu per tahun. Saya, Dr.Tiffany Tiara Pakasi , M.A. diskusi khusus penyebabnya peningkatan kasus tuberkulosis, Rabu 5 Juni 2024.
Tiffany melanjutkan, jika kita menekan jumlah penderita tuberkulosis di Indonesia yang mencapai 1.060.000 jiwa, maka sebagian besar berada di Pulau Jawa, disusul Pulau Sumatera dan Sulawesi.
Di Pulau Jawa sendiri, Jawa Barat memperkirakan terdapat 234.710 kasus TBC, disusul Jawa Tengah dengan perkiraan 107.685 kasus. Dan di Jawa Timur angka TBC mencapai 116.752 kasus, dan DKI Jakarta berada di urutan keempat dengan 70.378 kasus.
Di Pulau Sumatera, Sumatera Utara, angka tuberkulosis mencapai 74.434 orang. Saat ini di Pulau Sulawesi, Sulawesi Selatan menjadi provinsi dengan jumlah penderita TBC terbanyak, yaitu sebanyak 45.556 kasus.
Sementara itu, Tiffany mengungkapkan, untuk mengakhiri kasus tuberkulosis di Indonesia, banyak hal yang telah dilakukan. Mulailah dengan menemukan kasus, mengobati mereka yang memutus rantai infeksi, dan mengupayakan pemulihan untuk meningkatkan kualitas hidup, untuk menghindari terulangnya tuberkulosis yang resistan terhadap obat.
“Agar bisa pulih sepenuhnya,” ucapnya.
Tiffany menambahkan, untuk mencapai semua itu, pemerintah harus mencapai tujuan kerja, yakni mendapatkan minimal 90 persen kasus yang direncanakan. Kemudian 90 persen yang dirawat seharusnya bisa sembuh atau menyelesaikan pengobatan.
“Ada juga tanda yang ketiga, yaitu menangani mereka yang tidak mengidap TBC aktif tetapi sudah tertular virus atau sudah tertular virus dan sudah diberi pengobatan anti TBC. Terakhir, pada kelompok keluarga risiko tinggi, minimal 80 persen diberikan TPT, tutupnya.