Muaro Jambi, Titik Kumpul – Pemugaran Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi terus menunjukkan komitmen kuatnya terhadap perlindungan alam dan lingkungan.
Sistem insentif ini tidak hanya melestarikan sejarah dan budaya dalam upaya menjaga ekosistem, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (dari Mendiqbudristek) telah mengambil langkah penting untuk menjaga lingkungan.
Tindakan ini berdasarkan Undang-Undang 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Profesionalisme yang bertujuan untuk meningkatkan kepemimpinan dan kerja sama kebudayaan Indonesia dalam peradaban dunia.
Dalam upaya tersebut, konservasi KCBN Muarajambi tidak hanya fokus pada warisan budaya, namun juga menjaga alam dan lingkungan. Upaya yang dilakukan antara lain dengan melibatkan para ahli botani untuk melakukan penelitian terhadap tumbuhan dan pohon lokal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi vegetasi yang ada, mengelola keanekaragaman dengan baik dan menghindari penebangan pohon yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
Agus Widiatmoko, Kepala Balai Cagar Budaya Wilayah V Jambi, mengatakan dukungan pihaknya terhadap KCBN Muarajambi tidak hanya untuk pelestarian cagar budaya, namun juga peredarannya.
Oleh karena itu, kami akan memastikan proses rehabilitasi dilakukan secara hati-hati dan mempertimbangkan dampak situasi, termasuk pembuatan sisa dengan menggunakan tangan manusia, ”ujarnya.
Menurutnya, hal ini menghindari kerusakan pada lapisan tanah, akar pohon, dan temuan penting di tanah setempat.
Saat ini terdapat dua candi yang sedang menjalani pemugaran yaitu Candi Kotomaligai dan Pura Parit Duku, serta penelitian mengenai pemugaran kedua candi tersebut yaitu Pura Sialang dan Menapo Alun-alun. Sedangkan 11 candi penting seperti Candi Kedathon dan Candi Asthano telah direnovasi total.
Lanjut Agus, pihaknya sedang mempersiapkan proses endorsement yang akan berakhir pada Oktober mendatang. Inisiatif ini mencakup berbagai kegiatan, mulai dari penggalian situs arkeologi hingga pemeliharaan bangunan bersejarah.
Tim arkeolog dan ahli berhasil menemukan banyak artefak penting yang menambah nilai sejarah kawasan ini. Selain itu, upaya konservasi terus dilakukan untuk memastikan keaslian dan keberlanjutan situs-situs tersebut.
Aspek penting dalam promosi ini adalah penataan dan promosi kanal-kanal kuno di kawasan Muarajambi. Di masa lalu, sungai memainkan peranan penting dalam penyediaan air, penyimpanan air, pencegahan banjir dan transportasi bagi masyarakat lokal.
Secara khusus, penggalian dilakukan dengan menggunakan sumber daya manusia untuk mengontrol proses budaya. Seiring dengan kemajuan pembangunan, pengoperasian dan kondisi kanal-kanal tersebut akan kembali normal dan memberikan dampak positif bagi kawasan dan masyarakat setempat.
“Revitalisasi saluran-saluran kuno di Muarajambi merupakan langkah penting dalam pelestarian warisan budaya. Dengan memperbaiki ekologi lokal di kawasan ini, dengan menata saluran-saluran air, kami berharap tidak hanya melestarikan sejarah, tetapi juga meningkatkan kualitas air. kehidupan masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup,” imbuhnya.