Kecanduan Onani Berdampak Pada Pikiran dan Gaya Bicara, Begini Kata dr Boyke

JAKARTA – Kecanduan masturbasi, seperti kecanduan perilaku lainnya, adalah suatu kondisi di mana seseorang melakukan aktivitas masturbasi secara berlebihan hingga mengganggu kehidupan dan kesejahteraannya sehari-hari.  Kecanduan masturbasi dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik, kesejahteraan emosional, dan hubungan interpersonal seseorang.

Dokter Spesialis Kebidanan Dr. Boyke, yang populer dengan sebutan Diane Nugraha atau Dr. Boyke, mengatakan kecanduan masturbasi dapat berdampak buruk pada pikiran dan juga cara berbicara.

“Mereka yang melakukan masturbasi secara berlebihan mempunyai otak tengah yang tidak berfungsi. Otak kiri untuk logika, kalau otak kanan untuk seni, bukan wired, kata Dr Boyke pada Selasa, 23 April 2024, seperti dikutip dari HAS Creative Broadcasting.

“Mereka yang kecanduan masturbasi biasanya tidak bisa mengambil keputusan. “Kadang pidatonya kemana-mana,” imbuhnya.

Dr Boyke menyarankan generasi muda yang kecanduan masturbasi untuk lebih mencari aktivitas positif. Pasalnya, dampak kecanduan onani tidak hanya akan terlihat dalam waktu singkat, tapi juga di usia tua.

“Nantinya, di usia yang lebih tua, Anda juga akan mengalami disfungsi seksual lainnya,” kata dokter berusia 67 tahun itu.

Ternyata wanita juga mengalami kecanduan seks ini. Biasanya, kata Dr. Wah, mereka melukis benda-benda Ny. V untuk mencapai kepuasan.

“Bisa bergesekan dengan bantal. Di desa-desa mereka menggunakan mentimun, singkong, dan terung. “Dia juga bisa kecanduan,” kata Dr. Boyke.

Terungkap bahwa tidak hanya laki-laki yang hiperseksual, tetapi ada juga perempuan yang hiperseksual. Meski demikian, pasangan yang sama-sama hiperseksual juga tidak menjadi masalah. Namun menjadi masalah jika hanya salah satu dari mereka yang hiperseksual.

“Ada perempuan yang bisa dibilang hiperaktif kan? Kalau pria hiper bertemu wanita hiper, tidak apa-apa. Masalah terbesar di klinik adalah laki-laki rendah, perempuan hiper. Atau yang perempuan pendek, yang laki-laki hiperaktif, itu masalah sebenarnya, jelas dr Boyke.

Jika masalah ini muncul, masing-masing harus menyeimbangkan satu sama lain. Seperti contoh Dr. Wah, kalau laki-laki hiperseksual bisa diredupkan sedikit, dan perempuan harus bisa sedikit meningkatkan gairahnya agar keduanya mendapat kepuasan yang layak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *