Kelas dan Ruang Guru Ambruk, Siswa RA di Tasikmalaya Tak Jadi Peringati Hari Anak Nasional 2024

VIVA – Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh setiap tanggal 23 Juli, tidak sepenuhnya ramah anak. Seperti yang dirasakan santri Raudhlatul Athfal (RA) Jalan Kutaresik-Jati, Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya.

Mereka tidak merayakan HAN 2024 karena gedung yang terdiri dari 3 ruang kelas dan 1 ruang guru ambruk pada Selasa 24 Juli 2024 sekitar pukul 05.50 WIB.

Berdasarkan pantauan di lokasi, para guru dan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tasikmalaya tampak sibuk membersihkan material yang roboh dan mengevakuasi material yang masih bisa digunakan. Di sisi lain, siswa dan ibu mereka terlihat menyaksikan sekolah tersebut dirusak.

Ketua RA Muhammad Ramdhan Ana Yuliana mengatakan, pihaknya akan menggelar peringatan HAN tahun 2024 di sekolah tersebut. Semua persiapan dilakukan dengan matang agar para siswa bersenang-senang. Namun perayaan tersebut tidak terlaksana karena ruang kelas mereka roboh dengan asumsi bangunan tersebut sudah hancur.

“Kejadian itu terjadi sekitar pukul 05.50 WIB, kami mendapat informasi dari warga sekitar. Setelah dilihat, memang benar kelasnya ambruk. Rencananya hari ini menggunakan ruang kelas, namun pada saat kejadian tersebut ditutup untuk sementara waktu. Meski hari ini adalah Hari Anak Nasional, namun kami ingin merayakannya. “Cuma hari ini bangunannya roboh, jadi bukan hari libur,” kata Ana Yuliana, Selasa 23 Juli 2024.

Menurut Ana, seluruh bangunan yang runtuh tersebut sebagian besar digunakan sebagai Pusat Belajar Mengajar (TLA). Bahkan, Senin lalu, kelas masih menggunakan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). “Ruang kelas ini banyak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, terakhir kali ada MPLS. Jadi hari ini terpaksa diliburkan,” kata Ana.

Ana menambahkan, rusaknya bangunan ini sudah terlihat sejak lama akibat guncangan gempa beberapa waktu lalu. Namun pihaknya terpaksa menggunakan gedung tersebut karena bukan lagi tempat belajar. Namun akibat rusaknya gedung tersebut, pihak sekolah berencana mengajukan bantuan tenda darurat dari BPBD untuk kebutuhan belajar mengajar sementara.

“Awalnya keadaannya efek gempa, temboknya sudah melorot lalu retak. Padahal, di mana pun anak belajar, mereka tetap senang, jadi mungkin tidak ada internet. Saya akan menjadi sana, di sini, dan nanti aku akan meminta bantuanmu untuk tenda.

Laporan: Denden Ahdani (tvOne) – Tasikmalaya

Baca artikel menarik VIVA Education lainnya di tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *