Keliru, Video Vaksin Sinovac Untuk Anak Belum Diuji Coba

VIVA – Sinovac telah berkeliling melalui aplikasi pesan video yang memberikan informasi tentang vaksin tersebut kepada anak-anak dengan mengklaim bahwa vaksin tersebut belum diuji. Video berdurasi 2 menit itu berbunyi, “Belum dicoba, berani coba di negara lain…?” Sekelompok warga terlihat menyimak dengan seksama saat informasi mengenai vaksinasi diberikan kepada anak-anak.

Seorang pria dalam video tersebut mengatakan, vaksin Sinovac untuk anak belum diuji sama sekali pada anak Indonesia. Pria itu juga terlihat menunjukkan dokumen jurnal keamanan vaksin kepada warga. Seorang wanita dalam video tersebut mengimbau warga untuk berhati-hati dalam memberikan vaksinasi kepada anak-anak.

Lantas benarkah vaksin Sinovac belum diuji coba pada anak-anak?

Hasil cek fakta

Untuk memverifikasi klaim yang dilansir Cekfakt.com ini, carilah dulu informasi mengenai vaksin Sinovac untuk anak dari sumber terpercaya. Hasilnya, vaksin Sinovac untuk anak merupakan vaksin yang disetujui penggunaannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia pada 1 November 2021.

BPOM mengizinkan penggunaan vaksin Sinovac asal China untuk anak usia 6-11 tahun. Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) CT Nadia Tarmiji, pemerintah menunggu rekomendasi dari Kelompok Penasihat Teknis Imunisasi Indonesia (ITAGI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan agar anak usia 6 tahun ke atas diberikan imunisasi Vaksin Corona COVID-19. Vaksin Corona harus diberikan secara intramuskular sebanyak dua kali dengan dosis 3 ug (0,5 ml), dengan selang waktu 4 minggu antara dosis pertama dan dosis kedua. Sebelum dan sesudah vaksinasi, semua anak harus memakai masker, menjaga jarak sosial, menghindari berkumpul dalam kelompok, dan menghindari bepergian kecuali dalam keadaan penting.

IDAI meminta agar imunisasi wajib dilaksanakan sesuai dengan kebijakan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan dapat dimulai setelah mempertimbangkan kesiapan tenaga kesehatan, sarana dan prasarana masyarakat. Seluruh anggota IDAI diimbau untuk melakukan vaksinasi preventif dan imunisasi rutin untuk membantu meningkatkan cakupan imunisasi COVID-19 pada anak serta mencegah kasus penyakit menular langka yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Selama imunisasi anak penderita kanker dalam tahap pemeliharaan, penyakit kronis atau autoimun yang terkontrol dapat mengikuti pedoman umum imunisasi dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien.

Kelompok Penasihat Teknis Imunisasi Indonesia (ITAGI) juga telah mengeluarkan rekomendasi penerapan vaksin COVID-19 pada anak usia 6 hingga 11 tahun. Jenis vaksin yang digunakan untuk vaksinasi anak usia 6-11 tahun adalah vaksin Sinovac atau jenis vaksin lainnya yang telah memiliki Emergency Use of Authorization (EUA) dari BPOM.

Untuk vaksin Sinovac, jarak waktu pemberian dosis 1 dan dosis 2 adalah 28 hari dan harus didahului dengan proses pemeriksaan kesehatan sesuai format standar yang berlaku, kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saxono Harbuono.

Menurut Cissy Kartasasmita, anggota Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ketua Pokja Imunisasi Persatuan Alergi Imunologi Indonesia (PERALMUNI), vaksin untuk anak sebenarnya sudah ada sebelum EUA (Emergency Use Authorization) diberlakukan. diterima. BPOM telah melalui proses evaluasi terkait imunogenisitas dan keamanannya. Vaksin tersebut telah diuji pada anak-anak melalui uji klinis pada semua kelompok umur, 18-60 tahun, di atas 60 tahun bahkan pada kelompok 12-17 tahun. Setelah itu, penelitian juga dilakukan pada anak usia 3-17 tahun di China dan negara lainnya. “Hasilnya aman dan efektif,” kata Cissy.

Sinovac Biotech mengklaim vaksin Sinovac Covid-19 aman dan dapat merangsang respon imun pada anak dan remaja. Hasil awal studi awal dan menengah dari uji klinis fase I dan II terhadap lebih dari 500 orang berusia 3-17 tahun menunjukkan bahwa mereka yang menerima dua suntikan vaksin atau plasebo dosis sedang atau rendah mengalami reaksi yang sangat ringan.

Zheng Gang, seorang peneliti dari perusahaan tersebut, mengatakan pada konferensi akademik di Beijing bahwa dua anak yang menggunakan dosis rendah melaporkan demam tinggi, diklasifikasikan sebagai tingkat 3. Tingkat antibodi yang dihasilkan oleh Vaksin Corona Sinovac lebih tinggi dibandingkan yang terlihat pada orang dewasa berusia 59 tahun ke atas dalam 18 studi klinis sebelumnya.

Untuk anak usia 3-11 tahun, dosis rendah dapat memicu respons antibodi yang baik, dan dosis sedang bekerja dengan baik untuk usia 12 hingga 17 tahun.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam pernyataan sementara mengenai vaksin COVID-19 untuk anak-anak dan remaja mengakui bahwa studi vaksinasi dua vaksin yang tidak aktif (Sinovac-CoronaVac dan BBIBP-CorV) untuk anak usia 3 tahun telah selesai. Kedua produk vaksin ini juga telah disetujui oleh otoritas Tiongkok. Meski produk vaksinnya sudah mendapatkan EUL untuk orang dewasa, namun belum mendapatkan EUL WHO untuk anak-anak.

Tamat

Berdasarkan hasil pengecekan fakta, video tersebut secara keliru mengklaim bahwa vaksin Sinovac belum diuji pada anak-anak. Vaksin ini merupakan vaksin yang disetujui penggunaannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia pada 1 November 2021. Vaksin ini juga telah mendapatkan EUA (Emergency Use Authorization) melalui proses review terkait imunogenisitas dan keamanannya.

Perusahaan bioteknologi Sinovac mengatakan vaksin Covid-19 buatannya aman dan dapat merangsang respons imun pada anak-anak dan remaja. Hasil awal studi awal dan menengah dari uji klinis fase I dan II terhadap lebih dari 500 orang berusia 3-17 tahun menunjukkan bahwa mereka yang menerima dua suntikan vaksin atau plasebo dosis sedang atau rendah mengalami reaksi yang sangat ringan.

Referensi

Https://cekfakt.com/focus/8845

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *