Kemenkes Catat Lebih dari 60 Ribu Kasus DBD di Indonesia, Pemudik Harus Waspada

TANGERANG – Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Penyakit ini disebarkan oleh nyamuk dan menyebabkan penderitanya mengalami demam tinggi dan gejala mirip flu. Namun, ada juga demam berdarah yang lebih serius yang dapat menyebabkan pendarahan hebat, penurunan tekanan darah secara tiba-tiba, dan bahkan kematian.

Dalam rangka libur lebaran tahun ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat, khususnya yang mudik, untuk menjaga lingkungan bersih dan sehat. Scroll untuk melihat informasi selengkapnya, yuk!

Langkah paling mendasar untuk menghindari nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah adalah dengan memberantas sarangnya, seperti mengosongkan tempat penampungan air, menutupnya, dan mendaur ulang benda-benda yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

“Pada saat yang sama, hilangkan sarang nyamuk di tempat tinggal Anda dan kembangkan kebiasaan hidup yang baik agar Anda tidak tertular demam berdarah,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Dr. M. Syahril, dalam situs resmi Kementerian Kesehatan, Kamis 11 April 2024.

Masyarakat yang akan kembali ke kota dengan jumlah kasus tertinggi seperti Kabupaten Tangerang, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Lebak, dan Kota Depok sangat disarankan untuk melakukan hal tersebut. Apalagi mengingat seringnya curah hujan akhir-akhir ini menyebabkan banjir di banyak wilayah Indonesia, maka pembersihan lingkungan sangat diperlukan.

Hingga minggu 14 April 2024, Kementerian Kesehatan RI mencatat 60.296 kasus DBD dan 455 kematian. Jumlah ini terus meningkat dibandingkan minggu-minggu sebelumnya.

Lima kabupaten/kota dengan kasus DBD terbanyak tahun ini adalah Kabupaten Tangerang (2.540 kasus), Kota Bandung (1.741 kasus), Kabupaten Bandung Barat (1.422 kasus), Kabupaten Lebak (1.326 kasus), dan Kota Depok (1.252 kasus). contoh).

Sedangkan daerah/kota dengan angka kematian DBD tertinggi pada tahun 2024 antara lain Kabupaten Bandung (25 kasus meninggal), Kabupaten Jepara (21 kasus), Kabupaten Subang (18 kasus), Kabupaten Kendal (16 kasus), dan Kabupaten Maui Wu (13 kasus). ). ).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *