JAKARTA, Titik Kumpul – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan tengah fokus meningkatkan produksi obat-obatan dalam negeri. Hal ini agar Indonesia tidak bergantung pada produk impor.
“Kita berharap bisa lebih banyak lagi industri alat kesehatan dan farmasi yang dibangun di Indonesia, sehingga kalau ada wabah lagi kita bisa bertahan, jangan impor, beli saja produk kita,” kata Menteri Budi Gunadi Sadikin. HAi Fest) di Jakarta Convention Center di Jakarta pada Jumat, 8 November 2024.
Di satu sisi, Menkes mengungkapkan pihaknya tidak ingin memonopoli produk. Namun hal ini dilakukan untuk membangun keberlanjutan kesehatan negara.
“Jadi kita tidak mau monopoli, harus produk nasional. Pendekatannya kita harus bangun ketahanan keamanan. Kalau ada wabah lagi, obat dan vaksin harus tersedia di dalam negeri,” lanjutnya.
Untuk meningkatkan produksi obat lokal, ada tiga cara. Yang pertama, kata dia, adalah kemudahan perizinan.
Kedua, mengajak pihak asing untuk bekerja sama dengan perusahaan Indonesia.
Jadi bukannya kita tidak mau beli merek luar negeri, kita mau asal kualitasnya bagus dan harganya murah. Tapi produksinya lokal, bagi-bagi dengan orang Indonesia, ujarnya.
Kemudian yang ketiga, pemerintah juga akan melakukan verifikasi produk produksi dalam negeri dengan membelinya. Bahkan pemerintah sendiri dalam hal ini Kementerian Kesehatan telah mendapat anggaran APBN sebesar Rp 105,64 triliun.
Jadi kita dapat izinnya, lalu kita undang ahlinya, kita undang, kita fasilitasi, lalu yang ketiga konfirmasi pembeliannya, lanjutnya.
Di satu sisi, cara produksi obat lokal juga sudah diterapkan sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo, yakni melalui tingkat komponen lokal (TKDN).
Dukungan pihak swasta
Sementara itu, Dexa Medica sebagai perusahaan swasta juga mengaku mendukung langkah pemerintah untuk mencapai kemandirian industri farmasi dan keberlanjutan nasional. Hal ini dilakukan dengan menggunakan bahan baku obat yang bersumber secara lokal.
“Kami terus mendukung program kemandirian dan ketahanan Indonesia sejak awal. Melalui obat-obatan kimia ini kami menggunakan bahan baku lokal dari Kimia Pharma Sungam yang diproduksi di Indonesia,” kata Direktur PT Dexa Medica Heri Sutanto.
Selain itu, upaya lain untuk mendukung kemandirian industri farmasi dan keberlanjutan nasional adalah produksi obat modern Indonesia yang berbahan dasar alam.
“Bahkan untuk obat-obatan modern asli Indonesia yang terbuat dari bahan-bahan alami, yang kami di Fitofarmaka (obat tradisional berbahan alami) telah melalui uji klinis dan uji praklinis untuk membuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah, kami semua asli” Ciptaan Indonesia dan kami memasarkannya di Indonesia dari luar negeri,” jelasnya.
Heary juga mengungkapkan, tingkat kepemilikan suku cadang rumah tangga perusahaannya telah mencapai 80 hingga 90 persen.
“Untuk Fitofarmaka mungkin kecuali kemasannya, karena di Indonesia masih ada yang belum bisa dikemas. Jadi TKDN kita sudah di atas 80 persen, bahkan ada yang 90 persen,” imbuhnya.