Jakarta, Titik Kumpul – Kabar bayi yang diberi obat steroid atau zat penggemuk badan oleh pengasuhnya belakangan ini menarik perhatian publik. Pasca kejadian tersebut, banyak orang tua yang merasa perlu waspada ketika anaknya diasuh oleh babysitter dan mengalami gangguan kesehatan yang tidak biasa.
Linggra, ibu korban, mengaku mulai curiga ada yang tidak beres dengan kondisi bayinya saat si kecil mulai muntah-muntah dan berat badannya bertambah tidak wajar. Ibu muda asal Surabaya ini akhirnya menyadari ada sesuatu yang aneh terjadi pada anaknya karena babysitternya memberikan obat steroid pada bayinya. Bukan hanya sekali, namun dalam satu tahun terakhir, si kecil diberikan steroid oleh pengasuhnya. Penemuan zat penambah nafsu makan di kamar babysitter menjadi titik awal penyelesaian kasus ini, yang akhirnya mengungkap kandungan steroid dalam tubuh balita tersebut.
Setelah dirawat selama tujuh hari, kondisi anak tersebut tidak kunjung membaik hingga akhirnya diputuskan untuk melanjutkan perawatan di salah satu rumah sakit di Singapura. Kecurigaan Linggra bertambah setelah pengasuh anaknya mengaku memberikan obat pada bayinya. Hasil pemeriksaan kesehatan di Singapura juga mengungkapkan bahwa hormon kortisol pada tubuh anaknya sangat rendah, hal ini disebabkan oleh konsumsi steroid yang berlebihan.
Dalam hal ini, dokter anak spesialis endokrinologi anak, Dr. Dr.Agustini Utari, Sp. A (K), atau biasa disapa dr. Titut menjelaskan, steroid biasanya digunakan sebagai obat anti inflamasi atau pengganti hormon ketika tubuh tidak memproduksi cukup hormon kortisol.
Salah satu tanda yang terlihat pada anak-anak yang mengonsumsi Linggra adalah kenaikan berat badan yang tiba-tiba dan drastis serta rendahnya kadar hormon kortisol, yang merupakan indikasi kuat penggunaan steroid.
“Obesitas yang tidak wajar pada bayi seringkali ditandai dengan wajah bulat (moon face), perut buncit, dan terbentuk punuk di bagian belakang leher,” kata Dr. Judul dalam media briefing online, Pengaruh Penggunaan Narkoba Steroid pada Bayi dan Anak, Kamis, 17 Oktober 2024.
Ciri-ciri fisik seperti pipi tembem, perut membuncit, dan stretch mark di sekitar perut dan paha, serta adanya punuk di leher, menjadi tanda bahwa orang tua harus mewaspadai anaknya mengonsumsi steroid, tambahnya. .
Menurutnya, kondisi seperti itu sangat berbahaya, apalagi jika muncul pada masa emas anak.
Contoh lain yang disampaikan oleh Dr. Titut, terjadi ketika seorang gadis mengonsumsi steroid saat masa pubertas, yang menyebabkan gangguan hormonal yang menyebabkan siklus menstruasi terhenti.
“Dalam kasus lain, steroid yang dikonsumsi selama masa pubertas dapat mengganggu hormon sehingga menghentikan siklus menstruasi,” kata Dr. Judul.
Kasus gadis remaja ini mengungkap tren orang tua yang khawatir anaknya terlalu kurus lalu membeli obat penambah berat badan yang dijual bebas. Namun sayangnya, banyak yang tidak menyadari bahwa obat tersebut mengandung steroid hingga ditemukan saat pemeriksaan kesehatan akibat masalah lain, seperti ketidakteraturan menstruasi.
“Jika steroid sudah dikonsumsi dalam jangka waktu lama, maka penghentian penggunaannya tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba. Hormon kortisol pada tubuh anak sudah tidak berfungsi lagi, sehingga steroid harus diminum secara bertahap dengan pengawasan dokter,” kata dr. Titus.
Dokter Titut juga menyarankan untuk selalu memantau perkembangan hormonal anak dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk memastikan pengobatan yang tepat.