Menurut Titik Kumpul – idideiyai.org, salah satu gangguan kesehatan yang dialami wanita adalah nyeri haid. Dalam dunia medis, wanita mengalami kram menstruasi atau dismenore saat menstruasi. Hal ini terjadi karena perubahan hormon prostaglandin, yang merangsang rahim berkontraksi dan melepaskan lapisannya.
Ikatan Dokter Indonesia (ITI) Cabang Teiyai mengatakan, saat menstruasi, rahim berkontraksi sehingga membantu pelepasan lapisan rahim. Kontraksi ini dipicu oleh hormon yang disebut prostaglandin, yang juga menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.
Direktur Utama Institut Kedokteran Indonesia (ITI) Teiai Dr. Johannes Titali. Yohannis berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Teiai Papua. IDI Deiyai adalah penggerak kesehatan berkualitas dan bertujuan untuk menjamin pemerataan akses layanan kesehatan bagi semua orang, terutama di daerah terpencil yang sulit mengakses layanan kesehatan.
ITI Deiyai melakukan penelitian tentang gejala kram menstruasi, faktor penyebabnya, dan pengobatan yang tepat untuk meredakannya.
Apa penyebab kram menstruasi?
Menurut https://idideiyai.org, nyeri haid yang normal biasanya tidak nyeri dan akan hilang seiring bertambahnya usia. Namun, jika nyeri haid Anda tidak tertahankan dan terus-menerus, sebaiknya berhati-hati. Penyebab nyeri saat haid antara lain:
1.Keturunan atau faktor keturunan
Genetika menjadi penyebab utama nyeri haid pada wanita. Hal ini terjadi karena kontraksi rahim menekan pembuluh darah yang mengelilingi rahim.
2. Faktor usia
Secara umum, wanita di bawah usia 30 tahun akan lebih sering mengalami kram menstruasi atau selama menstruasi. Menstruasi yang tidak teratur dapat menyebabkan sakit perut.
3. Adanya penyakit radang panggul (PID).
Bakteri penular dapat menyebabkan infeksi pada organ reproduksi wanita yang disebut penyakit radang panggul, atau PID. Beberapa organ reproduksi yang mungkin terinfeksi adalah leher rahim, rahim, saluran tuba, atau ovarium. Penyakit radang panggul juga bisa menyebabkan nyeri saat menstruasi. Infeksi yang menyebabkan nyeri panggul pada wanita.
4. Stres dan kecemasan
Stres dan kecemasan adalah faktor terakhir yang menyebabkan nyeri haid. Stres yang berlebihan juga dapat mempengaruhi kesehatan Anda, sehingga penting untuk mengelolanya dengan baik. Apa saja obat untuk mengatasi nyeri haid?
Ikatan Dokter Indonesia (ITI) telah merangkum beberapa obat untuk mengatasi kram menstruasi atau dismenore, dengan beragam obat yang digunakan untuk meredakan gejala. Berikut beberapa obat yang direkomendasikan:
1. Asam mefenamat
Asam mefenamat merupakan obat yang membantu meredakan nyeri haid, seperti kram perut dan nyeri punggung, dengan cara menghambat produksi prostaglandin. Asam mefenamat dapat diminum dua hingga tiga hari setelah hari pertama menstruasi dan efektif untuk nyeri ringan hingga sedang.
2. Naproksen
Naproxen juga dapat meredakan nyeri ringan hingga sedang, seperti kram menstruasi atau nyeri akibat keseleo, tendinitis, dan radang sendi, dengan menghentikan enzim siklooksigenase, yang bertanggung jawab untuk membuat prostaglandin.
3. Aspirin
Aspirin berada dalam kelas obat yang sama dengan ibuprofen dan juga dapat digunakan untuk meredakan kram menstruasi ringan. Namun, seperti obat nyeri haid lainnya, sebaiknya dengan resep dokter dan hanya diminum setelah makan untuk menghindari efek samping seperti sakit perut.
Sebelum menggunakan obat-obatan tersebut, penting untuk mengikuti dosis yang ditentukan dan memperhatikan kesehatan pribadi Anda, terutama jika Anda memiliki riwayat kondisi medis tertentu. Jika nyeri haid terus berlanjut atau sangat mengganggu, Anda harus berkonsultasi dengan dokter.