Kenangan Marissa Haque, Berusaha Istiqomah Berhijab Namun Harus Dibuka Saat Kuliah di Amerika

JAKARTA, VIVA –  Kabar meninggalnya Marissa Huck tak hanya mengejutkan pihak keluarga, namun juga masyarakat yang mengenalnya. Sebagai orang terkenal dengan segudang prestasi, Marissa Huck selalu memikirkan kondisi kehidupan setelah kematian. Bahkan, perjalanannya dalam berhijab menjadi sorotan sepanjang hidupnya.

Seperti diketahui, Marisa Huck merupakan seorang aktris yang sangat terkenal di tahun 80an, ia memulai karirnya sebagai model sampul majalah Kartini pada usia 17 tahun dan dari situ karirnya berkembang di dunia akting. Banyak sekali tawaran untuk ditonton di layar lebar. Wajah baratnya telah membawanya terlihat di beberapa produksi film.

“Kata orang mukaku orang Indonesia, tapi bukan bule banget, jadi mungkin Allah kasih jalan ke aku (main film),” ujarnya dalam tayangan YouTube.

Marissa Haque yang sukses di dunia akting melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Ia pun berani terjun ke dunia politik. Namun menariknya lagi, perjalanan hijrahnya dengan berhijab memiliki cerita menarik.

“Tepatnya awal tahun 2000-an. Saat itu banyak TV, banyak acara religi yang meminta saya menjadi presenter. Saya dikenalkan banyak hal dan mendapat informasi lebih baik tentang Islam. Dari situ saya semakin dekat dengan dunia Islam. Kitab Suci,” katanya.

Sebagai seorang muslimah, Marissa Haque tahu bahwa ia telah diberkahi dengan banyak kesuksesan di dunia, namun ada satu kewajiban yang belum terpenuhi, yaitu menutup auratnya dengan hijab. Dari situlah Marissa mengetahui bahwa dirinya ingin segera menutup auratnya berkat ilmu yang didapatnya dari menggelar acara keagamaan.

Setelah itu, kesadaran untuk memakai jilbab semakin meningkat, katanya. 

Dia sempat melepas hijabnya

Meski memilih berhijab, godaan tetap datang, namun tidak menggoyahkan keinginannya untuk menutupi auratnya. Sambil melanjutkan pendidikannya di Universitas Ohio dan berkeliling dunia hingga Amerika Serikat, ia harus melakukan pengorbanan yang sangat besar untuk mengejar gelar master di bidang film dan televisi internasional di Universitas Ohio. 

Seperti kita ketahui, pembatasan ketat yang dilakukan Paman Sam, terutama pasca serangan 11 September 2001, mengharuskannya melepas jilbab selama berada di Amerika Serikat. Suka atau tidak, pengorbanan ini sudah dilakukan sejak saya mendapatkan visa dan paspor. “Kamu harus menunjukkan telingamu untuk berfoto,” jelas Marissa. 

Marissa pun mengaku beraktivitas tanpa berhijab membuatnya merasa tidak nyaman, apalagi di negara seperti Amerika. Namun ia optimis pengorbanannya tidak akan sia-sia. “Kesulitan adalah batu loncatan untuk menemukan kebahagiaan,” Marissa menambahkan. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *