Kenapa Sarapan Penting untuk Anak Sekolah? Cegah Gangguan Working Memory dengan Nutrisi Tepat

Jakarta, Titik Kumpul – Anak sekolah dasar yang mengalami gizi buruk dipastikan tiga kali lebih mungkin mengalami masalah memori kerja dibandingkan anak yang cukup gizi.

Banyak penelitian yang mendukung teori bahwa pola makan seseorang berperan penting dalam prestasi akademik. Yuk simak terus kisah lengkapnya di bawah ini.

Menurut data UNICEF, malnutrisi berdampak signifikan terhadap perkembangan kognitif, termasuk daya ingat, terutama pada masa pertumbuhan.

Anak-anak yang kekurangan nutrisi penting seperti zat besi dan anemia mengalami kesulitan dalam menerima, memproses, dan mengingat informasi.

Zat besi sendiri berperan penting dalam pembuatan hemoglobin yang membawa oksigen ke otak.

Saat tubuh kekurangan oksigen, otak berfungsi dengan baik, termasuk daya ingat tidak jelas sehingga anak lambat mengambil tindakan dan memahami pelajaran.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition juga menunjukkan bahwa anak-anak yang kekurangan zat besi dan anemia menunjukkan prestasi akademik yang lebih rendah dibandingkan anak-anak yang sehat.

Hasil Forum Kesehatan Indonesia (FKI) menunjukkan: 29% anak anemia mengalami gangguan daya ingat, dan anak dengan Hb tinggi dan pendek mengalami gangguan daya ingat.

Oleh karena itu, upaya melakukan tindakan melalui program perbaikan gizi, seperti penyediaan makanan sehat di sekolah, sangat penting untuk mengurangi gizi buruk pada anak.

Program-program tersebut dapat membantu memperbaiki kebiasaan makan anak dan meningkatkan keterampilan kognitif, termasuk daya ingat, sehingga siap menghadapi tantangan akademik.

Rekomendasi dari FKI:

Jika kondisi dan pola makan ‘dicatat’ secara akurat dan real time, maka dapat memberikan hasil yang serupa. Menganalisis dan mengukur hubungan antara asupan mikronutrien, asupan kalori dan komposisi tubuh.

Penting juga untuk mempertimbangkan bidang pengetahuan lain yang mudah diukur namun sangat penting dalam pendidikan anak sekolah dasar.

Penelitian FKI menunjukkan bahwa 29% anak penderita anemia defisiensi besi mengalami gangguan daya ingat. Defisit memori kerja terlihat pada anak-anak dengan tingkat Hb rendah dan perawakan pendek.

Prof. Dr. Dr. Nila, Direktur Eksekutif FKI. Anak yang terlalu banyak mengonsumsi zat gizi makro (makanan, protein, lemak) berisiko mengalami masalah daya ingat.

Hasil FKI: “Tes pendahuluan menunjukkan bahwa Skor Daya Ingat Anak berhubungan signifikan dengan gizi buruk, kadar Hb, dan asupan makanan anak.” kata Dr. Dr Nila.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *