Jakarta, 17 Mei 2024 – Dengan semakin mendesaknya krisis iklim, dunia terus mencari solusi transportasi yang lebih berkelanjutan. Kendaraan listrik bertenaga baterai atau BEV telah menjadi pilihan populer, namun teknologi hidrogen menawarkan alternatif menarik dengan keunggulan unik.
Mobil hidrogen didukung oleh sel bahan bakar, sebuah teknologi canggih yang menghasilkan listrik melalui reaksi hidrogen dan oksigen. Proses ini menghasilkan air dalam bentuk cairan murni, menjadikannya solusi ramah lingkungan.
Mobil berbahan bakar hidrogen memiliki beberapa keunggulan penting, pertama, emisi yang dihasilkan hanya berupa air sehingga tidak mencemari udara dan berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Mengisi ulang tangki hidrogen juga jauh lebih cepat dibandingkan mengisi baterai, hanya dalam beberapa menit. Ketika tangki penuh, mobil dapat menempuh jarak yang lebih jauh dibandingkan BEV, ideal untuk perjalanan jauh.
Meski menawarkan banyak keunggulan, kendaraan hidrogen masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah stasiun pengisian bahan bakar hidrogen yang masih jarang tersedia, bahkan di wilayah Jakarta hanya tersedia di dua titik.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan kendaraan hidrogen dengan memasukkannya ke dalam strategi kendaraan listrik nasional.
Menurut Vice President Strategy and Portfolio Pertamina NRE, Aditya Devobroto, kendaraan hidrogen berpotensi menjadi solusi terbaik untuk transportasi jarak jauh dan lalu lintas padat seperti truk dan bus di Indonesia.
“Sebenarnya untuk jarak pendek, kendaraan listrik lebih menarik. Tapi kalau bicara jarak yang semakin jauh, semakin banyak muatannya, maka transportasi hidrogen semakin menarik,” ujarnya, mengutip Titik Kumpul Otomotif di InvestorTrust Future Forum acara diskusi.
Menurut Devo, salah satu alasan yang menjadikan hidrogen ideal untuk kendaraan komersial yang harus melakukan perjalanan jarak jauh adalah kecepatan pengisian sumber energinya.
“Kalau kita charge (mobil listrik), meski sekarang sudah ada fast charge, tetap butuh waktu. Kalau kita isi dengan hidrogen, sama saja dengan bahan bakar,” ujarnya.