Blitar – Baru-baru ini muncul sebuah video yang menunjukkan seorang pria yang dikenal sebagai kiya mengizinkan komunitasnya untuk bertukar istri dengan kesepakatan. Tak disangka, video tersebut membuat penonton kaget melihat tingkah mereka.
Sumber asli video tentang aliran yang diperbolehkan bertukar istri ini berasal dari Mbah Den (Sariden) di YouTube. Dalam video tersebut terlihat jelas tempat produksi di Pondok Pesantren Salaf Nuswantoro (Nurusy Syifa’ Nusantara) di Rejovinangun Blitar, Jawa Timur.
Namun, video tersebut telah menimbulkan kehebohan di jejaring sosial. Selain itu, salah satu tokoh dalam video tersebut mengatakan bahwa di sana gratis, siapa pun bisa membaca Al-Quran. Seorang pria berjubah hijau dan bersorban terdengar mengatakan bahwa tatanan gerejanya sama.
Mereka diperbolehkan berhubungan seks sebagai pasangan suami istri, meski tidak dengan pasangannya. Aturan yang ditetapkan oleh pemilik pesantren dianggap sesat dan menyimpang dari kaidah agama Islam.
“Sesuai aturan, kita boleh sama, misalnya cowok lain boleh ke sini. Gratis. Misalnya suka bahagia. Kalaupun bukan pasangan, bebas. Yang penting yang kita cintai itu seperti ini, misalnya kalau nama pasangannya, “hubungan pasangannya, misalnya di sini, go public,” kata orang dalam video tersebut.
Tak hanya itu, jika jemaah di pesantren saling menyukai, tukar istri juga diperbolehkan. Kyai Fahmi yang tampil dalam video tersebut mengklaim ajarannya tidak ada di agama lain.
“Ada kendala, misalnya mau ganti pasangan. Yang penting di sini suka sama pasangan. Makanya agama lain tidak punya itu,” jelasnya.
Yang lebih membingungkan lagi, hal ini memperbolehkan hubungan antar saudara, seperti kakak dan adik, atau kakak dan istri, atau istri dan saudara laki-laki. Sayangnya, ini bukan pertama kalinya pesantren membuat heboh dunia maya.
Sebelumnya, seorang perempuan asal Surabaya ditemukan tewas di toilet pengobatan alternatif di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Pondok pesantren ini sendiri adalah milik Gus Samsudin alias Samsudin yang dulu bernama Padepokan Nur Dzat Sejati.
Di sisi lain, Kepala Desa Rejovinangun Bagas Vigasto mengaku video yang beredar hanyalah hoax. “Saya diskusi dengan polisi tadi malam,” kata Bagas kepada Imron dari tvOnenews.com.