Keren, Batik Indonesia Paling Banyak Diekspor ke Amerika Serikat dan Jerman

VIVA Lifestyle – Pemerintah sangat mengapresiasi partisipasi swasta dalam pengembangan UMKM batik. Wakil Menteri Usaha Kecil dan Kecil Kementerian Koperasi Hanung Harimba mengatakan peran swasta sangat penting dalam mendukung UMKM batik, mulai dari pendampingan pengelolaan usaha, pemasaran usaha hingga engagement.

“Iklan batik lokal sangat membantu UMKM batik untuk berpromosi, bertanggung jawab mengembangkan usaha batik dan membangun bisnis batik lokal di platform e-commerce,” kata Hanung dalam keterangannya, yang dikutip Selasa, 30 April 2024. Scroll untuk informasi lebih lanjut, yuk!

Hanung menambahkan, ekosistem yang sehat dalam pemasaran digital sangatlah penting. Sebab, batik memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap ekspor Indonesia.

Menurut Badan Pusat Statistik, ekspor batik Indonesia mencapai US$17,5 juta pada tahun 2023. Jumlah ini tidak lagi sebesar sebelum epidemi. Namun angka-angka tersebut menunjukkan besarnya potensi industri batik. Dari Indonesia, batik diekspor ke Amerika (74,75%), Jerman (3,61%), Singapura (3,23%), Malaysia (2,82%) dan Kanada (1,92%).

Wakil Kepala Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Riesta Carentina menjelaskan, 60 persen dari 64,5 juta UMKM yang bergerak di bidang produksi batik merupakan sektor skala kecil. UMKM mikrobatik ini memerlukan bantuan untuk menciptakan lingkungan dimana mereka dapat terus berkembang.

“Ada dua tantangan yang dihadapi UMKM batik, pertama aspek hukum dan kedua manajemen. “Masalah hukum yang paling umum adalah kekayaan intelektual dan hak merek, sedangkan tantangan manajemennya adalah bagaimana UMKM mikro yang dikelola dengan baik dapat menemukan pasarnya sendiri,” jelas Riesta.

Toko | Manajer kategori fashion Tokopedia Desi Muharlina Bungsu mengatakan kampanye Melocal dan Batik merupakan upaya mendukung perkembangan industri batik dan memperkenalkan batik kepada masyarakat umum.

Menurut Desi, program tersebut juga membantu UMKM batik lokal dalam menjual produknya dan memberikan kemudahan akses pinjaman keuangan dari mitra keuangan terkait.

Oleh karena itu, UMKM batik lokal peserta program Melocal dan Batik tidak dikenakan komisi, nol persen. Kami akan membantu peserta program ini dengan uang dengan menghubungkan UMKM dengan lembaga keuangan. Selain itu, Tokopedia dan toko |. “Tokopedia berkolaborasi dengan Institut Seni Indonesia menciptakan banyak desain cantik untuk UMKM batik lokal,” kata Desi.

Tak hanya itu, kata dia, Melokal dan Batik akan membantu pelaku usaha batik lokal dalam kampanye pemasaran untuk meningkatkan penjualan. Menurutnya, langkah tersebut terbukti efektif meningkatkan pesanan UMKM lokal hingga hampir 2,5 kali lipat.

Manajer Pemasaran Batik Arkanza Oki Dvianto memuji Melocal dan kampanye Batiknya. Awalnya Batik Arkanza hanya dijual di garasi dua karyawan, ujarnya. Saat ini sedang online dan memiliki 50 karyawan.

“Saya bisa belajar banyak dari program Batik Lokal. Produk batik kita yang awalnya hanya dijual, kini sudah tersedia di e-commerce. Tak hanya itu, motif batik dan ide brandnya pun banyak. Sekarang kami mulai menjangkau generasi muda,” kata Oki.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *