Kereta Cepat Tak Bikin Pemudik Berpaling dari Shuttle Bus

Jakarta – Jelang Lebaran, banyak pilihan transportasi yang tersedia bagi para pemudik yang hendak pulang ke kampung halaman. Ada yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, kereta api atau shuttle bus. 

Shuttle bus nyaman, harga cenderung lebih murah, dan perjalanan lebih nyaman. Umumnya shuttle bus kebanyakan untuk jarak pendek seperti Jakarta-Bandung atau daerah lain di Jawa Barat.

Ternyata masih banyak masyarakat yang percaya menggunakan shuttle bus untuk pulang ke kampung halaman, meski kini sudah ada transportasi baru yaitu kereta api Jakarta-Bandung Ekspres atau populer dengan sebutan Whoosh.

Chandra Purnama, pengelola operasional shuttle bus wilayah Bandung, mengungkapkan kehadiran kereta cepat awalnya mengganggu pergerakan shuttle bus karena tarif promosi yang ditawarkan, namun hal tersebut tidak bertahan lama.

“Kereta ekspres sebenarnya awalnya sempat bermasalah karena banyak aksinya ya? Jadi ada penurunan di shuttle bus itu sendiri. Namun itu hanya sementara saja, untuk saat ini sudah tidak istimewa lagi untuk liburan kali ini. pulang,” ujarnya saat dihubungi VIVA Otomotif di Jakarta. 

Dua minggu sebelum hari raya, shuttle bus Lintas sudah terjual habis sekitar 300 kursi. 

“Kami sudah menjual 300 kursi, permintaan terbesar pada 5-6 April,” jelasnya.

Melihat animo masyarakat, Chandra mengatakan, pihaknya siap menambah unit shuttle bus model Toyota Hiace Commuter dan Premio untuk melayani pemudik tersebut. 

“Biasanya kami memiliki 98 shuttle bus untuk seluruh rute yang kami tawarkan, musim mudik ini kami akan menambah sekitar 5 unit. Jadi totalnya ada 105 shuttle bus,” imbuhnya. 

Oleh karena itu, Chandra meyakini masih banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan shuttle bus dibandingkan kereta kecepatan tinggi. 

“Shuttle bus dan kereta cepat mempunyai target pasar yang berbeda-beda, terlihat dari harganya, harga kereta cepat bisa mencapai 250 ribu AMD, kami menawarkan shuttle kami untuk 80 ribu AMD – 190 ribu AMD. Tapi kalau mudik lebaran, harganya naik sekitar 10 persen,” kata Chandra.

Johannes Julianto selaku Marketing Communication Daytrans, White Horse menyampaikan hal serupa. Ia mengatakan kereta kecepatan tinggi dan shuttle bus sudah memiliki pasarnya masing-masing. 

“Harga kereta ekspres jauh lebih mahal dibandingkan shuttle bus, artinya masing-masing punya pangsa pasarnya masing-masing. Sejauh ini belum ada penurunan, masih banyak yang memilih menggunakan shuttle bus,” ujarnya saat dihubungi. VIVA Otomotif. 

Menurut Johannes, shuttle bus bisa mengantarkan Anda langsung ke kota Bandung. Sedangkan kereta cepat hanya sampai di stasiun Tegalluar dan harus menggunakan angkutan lain untuk mencapai kota Bandung. 

“Misalnya langsung dari Jakarta ke Kota Bandung dengan shuttle bus. Kalau kereta cepat hanya ke Tegaluar, maka harus menyambung dengan angkutan lain ke kota itu, ”ujarnya. 

Johannes melihat penjualan tiket shuttle bus meningkat 5 hingga 10 persen saat musim mudik Lebaran. 

“Sebenarnya tidak ada kenaikan tarif dari Daytrans sendiri. Jadi kalau dilihat mungkin trafiknya naik sekitar 5-10 persen,” tutup Johannes. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *