Jakarta – Pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Nahdlatul Ulum Banten KH Imaduddin Utsman mengatakan, silsilah Ba’alaw atau silsilah habib di Indonesia tidak ada kaitannya dengan Nabi Muhammad SAW.
Hal tersebut dijelaskan pada Jumat 21 Juni 2024 di YouTube oleh pria yang akrab disapa Imad, Rhoma Irama Official.
“Secara genetis tidak mungkin mereka (kelompok Ba’alawi/Habib) adalah keturunan Nabi Muhammad SAW, apalagi keturunan Nabi, bahkan bukan keturunan Arab,” kata Imad yang terlihat Jumat malam. 28 Juni 2024.
Imad mengaku sudah meneliti persoalan tersebut dan menjadikannya artikel ilmiah. Menurut dia, situs tersebut bermula dari sorotan silsilah Habib Rizieq Shihab dan Habib Bahar bin Smith.
“Aku bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, apakah benar Nabi mempunyai anak bernama Fathimah, lalu aku mencari bukti, kemudian Fathimah mempunyai anak bernama Husein, aku mencari bukti hingga Ahmad bin Isa, semua (argumentasi) itu sah (benar). ), mereka adalah keturunan Nabi Muhammad SAW,” kata Imad.
Imad melanjutkan, Ahmad bin Isa meninggal pada tahun 345 Hijriah, dengan kata lain tokoh tersebut hidup pada abad ke 4 Hijriah. Kemudian Imad menelusuri beberapa naskah atau karya tulis dari zaman tersebut.
Dalam pencariannya, Imad menemukan sesuatu yang aneh. Menurut beberapa mushaf yang dibacanya, Ahmad bin Isa hanya mempunyai tiga orang anak. Tokoh tersebut ternyata tidak memiliki anak bernama Ubaydillah.
Pada abad keempat hingga kedelapan (naskah) dijelaskan bahwa Ahmad bi Isa hanya mempunyai tiga orang anak, yaitu Muhammad, Ali dan Husein. “Tidak ada anak yang bernama Ubaydillah,” imbuhnya.
Baru kemudian, pada naskah-naskah abad ke-9 dan ke-10, Imad mengaku menemukan karya tulis yang membahas tentang nama Ubaydillah. Artikel ini menjelaskan bahwa Ubaydillah adalah anak dari Ahmad bin Isa dan Ubaydillah mempunyai seorang anak bernama Alawi.
Sebagai catatan, Ubaydillah sendiri merupakan sosok yang diklaim kelompok Ba’alawi sebagai kakek atau nenek moyang Habib Indonesia. Hingga saat ini silsilahnya masih digunakan. Sedangkan nama Ba’alawi diambil dari nama Alawi putra Ubaydillah.
Konon Alawi ini adalah putra Ubaydillah, dan Ubaydillah disebut putra Ahmad bin Isa. Namun naskah abad kelima hingga kedelapan (nama Alawi dan Ubaydillah) tidak tercatat, jelasnya.
Imad menduga naskah abad ke-9 tokoh Ba’alaw Ali Bin Abu Bakar As-Sakran merupakan hasil rekayasa.
“Karena pengakuan ini baru ada pada abad ke-9, maka pengakuan terhadap mereka (Ba’alawi) sebagai penerus Nabi dimulai pada abad ke-9. Itu dibangun hingga saat ini,” kata Imad.
Padahal, orang yang mengaku (Ba’alawi) bukan keturunan Nabi Muhammad SAW akhir-akhir ini disebut orang aneh. Padahal, orang yang mengaku keturunan Nabi itu aneh, tutupnya.