Khawatir dengan Detak Jantung Tidak Teratur? Ini Dia Penyebab dan Solusinya!

JAKARTA, VIVA – Penyakit kardiovaskular atau gangguan irama jantung merupakan salah satu kondisi medis serius yang dapat berdampak serius pada kesehatan dan kualitas hidup seseorang. Gangguan tersebut melibatkan berbagai kelainan pada ritme jantung, mulai dari terlalu cepat (takikardia) hingga terlalu lambat (bradikardia), dan dapat mengganggu kemampuan jantung dalam memompa darah secara efisien. 

Dengan kemajuan teknologi medis, berbagai metode diagnostik dan pengobatan kini tersedia untuk menangani aritmia dengan lebih baik. Artikel ini akan membahas berbagai aspek aritmia jantung, penyebab, gejala, pencegahan dan berbagai metode pengobatan baru seperti ablasi koroner dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di RS Siloam TB Simatupang. Dr. Dr. Uniyadi Yoga, Sp.JP (K) Prof. Dr. Dr. Dr. Yoga Uniyadi, C.P.P.

Apa itu aritmia jantung? Fibrilasi atrium adalah suatu kondisi dimana jantung berdetak di luar ritme normalnya. Takikardia adalah ketika detak jantung melebihi 100 detak per menit dan dapat menimbulkan gejala seperti jantung berdebar, sesak napas, dan nyeri dada. Takikardia dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain takikardia supraventrikular yang berasal dari ventrikel (ruang jantung adalah dua ruangan besar yang terletak di bagian bawah jantung) dan takikardia ventrikel yang berasal dari ventrikel. 

Sebaliknya, bradikardia adalah suatu kondisi ketika detak jantung kurang dari 60 detak per menit dan dapat menimbulkan gejala seperti pusing, kelelahan, dan bahkan mual. Aritmia ini dapat mengganggu aliran darah ke organ vital dan meningkatkan risiko komplikasi serius seperti stroke, serangan jantung, dan kematian jantung mendadak.

Penyebab dan pemicu aritmia Berbagai macam faktor dapat memicu terjadinya aritmia jantung. Penyakit arteri koroner merupakan penyebab utama penyempitan atau kerusakan pembuluh darah jantung yang mengubah aliran darah dan aktivitas listrik jantung. Kelainan struktur jantung, seperti penyakit katup atau kardiomiopati, juga dapat menyebabkan aritmia dengan mengubah bentuk atau fungsi jantung. 

Gangguan elektrolit, seperti ketidakseimbangan kalium, natrium, atau kalsium, berperan penting dalam mempengaruhi aktivitas listrik jantung. Kondisi medis lain, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes, dapat memperburuk risiko aritmia. Penggunaan obat-obatan tertentu dan minum terlalu banyak alkohol atau kafein juga dapat menyebabkan gangguan irama jantung. Selain faktor lingkungan, genetik juga berperan, dengan riwayat keluarga yang menderita aritmia atau kondisi jantung tertentu membuat orang lebih mungkin terkena aritmia.

Pencegahan aritmia jantung

Meski tidak semua kasus aritmia dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risikonya. Menerapkan gaya hidup sehat merupakan langkah kuncinya, termasuk mengonsumsi makanan seimbang, seperti banyak makan buah, sayur kaya serat, atau pola makan rendah serat. minuman berlemak, dan berolahraga secara teratur. Menghindari alkohol dan kafein juga merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko pemicu aritmia. Selain itu, pengobatan yang tepat dan pemeriksaan kesehatan secara rutin juga sangat penting untuk mengelola faktor risiko kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan kadar kolesterol tinggi.

Mengelola stres dan menjaga berat badan ideal juga berperan penting dalam faktor kesehatan jantung. Pemeriksaan kesehatan jantung secara teratur, seperti elektrokardiogram (EKG) dan tes pemantauan ritme, dapat membantu mendeteksi potensi masalah sejak dini dan memungkinkan intervensi lebih awal.

Diagnosis dan Deteksi Aritmia Deteksi aritmia seringkali memerlukan pemantauan yang cermat. Elektrokardiogram (EKG) adalah alat utama untuk mendiagnosis aritmia dengan mencatat aktivitas listrik jantung dan mendeteksi kelainan ritme. Untuk pemantauan jangka panjang, monitor Holter dapat digunakan untuk mencatat aktivitas jantung selama 24 hingga 48 jam dan memberikan informasi lebih rinci tentang detak jantung dari waktu ke waktu.

Monitor kejadian, yang dipakai dalam jangka waktu yang lebih lama atau selama beberapa minggu, memungkinkan pasien mencatat gejala jantung selama berolahraga, yang dapat membantu dokter mengidentifikasi pola yang mungkin tidak terlihat pada tindak lanjut jangka pendek. Selain alat-alat ini, peta risiko yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti riwayat keluarga dan kondisi medis juga dapat membantu dalam menilai kemungkinan gangguan ritme.

Pendekatan Pengobatan Aritmia Pengobatan gagal jantung mungkin mencakup pendekatan yang berbeda tergantung pada jenis dan tingkat keparahan aritmia. Obat antiaritmia seperti amiodarone dapat digunakan untuk mengontrol atau mengembalikan detak jantung ke normal. Penderita fibrilasi atrium mungkin memerlukan antikoagulan untuk mencegah penggumpalan darah yang dapat menyebabkan stroke. 

Obat-obatan seperti penghambat beta dan penghambat saluran kalsium juga digunakan untuk mengontrol detak jantung dan mengurangi gejala. Terapi elektrofisika seperti kardioversi menggunakan kejutan listrik untuk mengembalikan irama jantung normal, sedangkan ablasi kateter, yang melibatkan penggunaan energi frekuensi radio atau cryoablasi, dapat menghilangkan area jaringan jantung yang menyebabkan aritmia. 

Dalam kasus yang lebih rumit, alat pacu jantung atau implan cardioverter defibrillator (ICD) mungkin diperlukan untuk mengontrol detak jantung dan mencegah aritmia yang berbahaya. Prosedur pembedahan seperti prosedur Maze mungkin diperlukan untuk mengatasi fibrilasi atrium dengan menciptakan jalur listrik yang koheren ke jantung.

Cryoablasi: teknik invasif minimal baru

Perawatan kardiologi telah berkembang pesat berkat berbagai prosedur inovatif yang tersedia saat ini. Pilihan antara ablasi konvensional dan kreablasi

Cryoablasi adalah teknik pengobatan baru yang menggunakan suhu sangat rendah untuk membekukan jaringan jantung dan menyebabkan gangguan ritme. Prosedurnya dimulai dengan anestesi lokal dan obat penenang ringan untuk memastikan kenyamanan pasien. Kateter dimasukkan melalui pembuluh darah dan diarahkan ke jantung menggunakan teknologi pencitraan canggih. Energi dingin dialirkan melalui kateter untuk membekukan area target, sehingga menghentikan sinyal abnormal yang menyebabkan aritmia. 

Cryoablasi memiliki keuntungan yang signifikan sebagai teknik invasif minimal dibandingkan ablasi konvensional, karena mengurangi risiko kerusakan jaringan sehat dan memiliki profil risiko komplikasi yang rendah. Prosedur ini umumnya efektif dan memiliki waktu pemulihan yang singkat, namun tidak semua pasien cocok untuk menjalani cryoablasi. Metode ini sering digunakan untuk fibrilasi atrium dan takikardia supraventrikular, dan metode ini harus dipilih berdasarkan evaluasi medis yang cermat. 

Kendala utama terjadinya ruptur adalah risiko komplikasi seperti perdarahan dan kerusakan jaringan, dan dampaknya dapat bervariasi serta memerlukan terapi tambahan.

Komplikasi dan pencegahan aritmia jantung

Aritmia jantung, atau gangguan irama jantung, dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik. Faktor risiko utama aritmia yang tidak terkontrol adalah stroke. Ketika gumpalan darah terbentuk di jantung dan kemudian pecah, menyumbat arteri yang membawa darah ke otak. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh fibrilasi atrium, jenis aritmia yang paling umum, dimana jantung berdetak tidak teratur dan tidak efektif. Gumpalan darah dapat terbentuk di atrium, terutama di area yang disebut atrial appendage (telinga jantung), dan jika terlepas dapat menyebabkan stroke yang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen atau bahkan kematian.

Selain stroke, aritmia juga bisa memicu serangan jantung. Pada aritmia kronis atau parah, seperti fibrilasi atrium atau takikardia ventrikel, jantung tidak dapat memompa darah secara efisien. Kondisi ini mengganggu kemampuan jantung untuk menjaga kecukupan aliran darah ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan kelelahan, sesak napas, dan pembengkakan pada kaki atau tungkai. Gagal jantung akibat aritmia dapat mempengaruhi kualitas hidup dan memerlukan pengobatan intensif untuk mengendalikan gejala dan mencegah perkembangan penyakit.

Kemungkinan komplikasi lain dari aritmia serius adalah kematian mendadak. Aritmia berbahaya seperti takikardia ventrikel atau fibrilasi ventrikel dapat menyebabkan jantung berhenti memompa darah. Takikardia ventrikel adalah suatu kondisi di mana ventrikel jantung berdetak terlalu cepat, sedangkan fibrilasi ventrikel melibatkan getaran ventrikel yang tidak teratur sehingga menyebabkan jantung kehilangan kemampuannya untuk memompa darah secara efektif. Kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan kematian mendadak jika tidak ditangani dengan cepat

Untuk mencegah komplikasi tersebut, penting untuk menangani aritmia dengan pendekatan komprehensif. Ini termasuk penggunaan obat-obatan tertentu untuk mengontrol detak jantung, prosedur medis seperti ablasi untuk merawat area jantung, peralatan medis seperti alat pacu jantung atau defibrilator, dan lupa – untuk melakukan perubahan gaya hidup sehat.

Gaya Hidup dan Kebiasaan yang Meningkatkan Kemungkinan Terkena Aritmia Banyak kebiasaan dan gaya hidup yang meningkatkan risiko penyakit jantung. Minum terlalu banyak alkohol dan mengonsumsi kafein dalam jumlah besar dapat memengaruhi detak jantung dan memicu aritmia. Merokok juga merupakan faktor risiko utama yang dapat memperburuk kesehatan jantung dan meningkatkan kemungkinan terjadinya aritmia. Selain itu, stres kronis dan pola tidur yang tidak teratur dapat memengaruhi kesehatan jantung dan menyebabkan aritmia. Kurangnya aktivitas fisik dan pola makan tidak sehat yang tinggi lemak jenuh dan garam juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan aritmia.

Tips dan Trik Mengurangi Risiko Aritmia Untuk mengurangi risiko terkena aritmia, penting untuk menerapkan gaya hidup sehat yang mencakup pola makan seimbang dengan banyak buah, sayuran, dan biji-bijian. Berolahragalah secara teratur, seperti jalan kaki, lari, atau bersepeda, untuk menjaga kesehatan jantung dan pengendalian ritme. Menghindari alkohol dan kafein dalam jumlah berlebihan serta berhenti merokok merupakan langkah penting untuk mencegah aritmia. Mengelola stres melalui teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga juga dapat membantu menjaga kesehatan jantung 

Selain itu, menjaga berat badan ideal dan melakukan pemeriksaan kesehatan jantung secara rutin dapat membantu mendeteksi masalah sejak dini dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan. Menjaga kualitas tidur dan memastikan pola tidur teratur juga berperan penting dalam mendukung kesehatan jantung secara keseluruhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *