Titik Kumpul – Al-Quran, kitab suci umat Islam, menjadi sumber inspirasi spiritual bagi jutaan orang di seluruh dunia. Ada sebuah ayat dalam Al-Quran yang menarik perhatian para ilmuwan dan peneliti dengan menggambarkan “gunung yang berpindah”. Salah satu ayat yang memuat konsep ini terdapat dalam surat al-Naml (27:88).
Ayat tersebut mengatakan:
Dan Anda melihat gunung-gunung itu, Anda mengira gunung-gunung itu diam, padahal mereka bergerak seperti awan. (Inilah pekerjaan Allah yang menyempurnakan segala sesuatu; sesungguhnya Dialah yang paling mengetahui kamu.) Surah Nimal, 27:88)
Penggambaran gunung yang “bergerak” merupakan salah satu contoh mukjizat dalam Al-Qur’an yang memberikan ruang refleksi dan penafsiran. Namun, ada juga kaitan antara ayat ini dengan fakta ilmiah yang menarik.
Salah satu fakta ilmiah yang menarik adalah teori lempeng tektonik yang menjelaskan bahwa kerak bumi terdiri dari beberapa lempeng tektonik yang bergerak relatif satu sama lain. Gerakannya adalah jenis gerakan bolak-balik, di mana lempeng-lempeng saling bertabrakan.
Dalam konteks ini, pegunungan terbentuk oleh proses geologi yang melibatkan pergerakan lempeng tektonik. Ketika dua lempeng bertabrakan, salah satu lempeng dapat terdorong ke bawah lempeng lainnya melalui proses yang disebut subduksi. Hal ini menyebabkan terbentuknya gunung-gunung tinggi di permukaan bumi.
Ada juga fenomena geologi yang disebut tektonik, yang disebut “gunung bergerak” atau “pergerakan gunung vertikal”. Hal ini terjadi ketika pegunungan terus mengalami perubahan ketinggian yang lambat dalam jangka waktu yang lama. Proses ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti aktivitas tektonik, pelapukan, erosi dan pengikisan.
Oleh karena itu, pernyataan Al-Qur’an bahwa gunung-gunung “terbit” dapat dianggap sebagai cerminan menakjubkan dari pemahaman proses geologi yang kompleks.
Meskipun “berjalan” dalam konteks Al-Qur’an tidak hanya mengacu pada perubahan dan perjalanan hidup, kaitannya dengan fenomena geologi yang diamati secara ilmiah memberikan perspektif yang menarik.
Hubungan antara ayat-ayat Al-Quran dan fakta ilmiah menunjukkan bahwa keyakinan agama dan ilmu pengetahuan tidak selalu bertentangan. Sebaliknya, keduanya bisa saling melengkapi dan memperdalam pemahaman kita tentang alam semesta yang kompleks ini.
Inilah contoh bagaimana Al-Qur’an sebagai ilmu dan pedoman spiritual mendorong kita untuk mengeksplorasi keajaiban ciptaan Tuhan dengan pikiran terbuka dan penuh rasa ingin tahu.
Di bulan suci Ramadhan tahun ini, saluran Kereta Api akan mengomentari berbagai mukjizat Al-Qur’an dalam program sedihnya.