Kisah Alman, Mantan TKI yang Hampir Mengalami Tsunami Aceh dan Bekerja di Arab Saudi Selama 20 Tahun

VIVA – Alman, mantan pekerja migran Indonesia (TKI) di Arab Saudi, baru-baru ini berbagi kisahnya selama 20 tahun bekerja di negaranya. 

Berdasarkan podcastnya di YouTube @Kasi Solusi, Alman mengawali kisahnya saat ia melakukan perjalanan ke Arab Saudi pada tahun 2004, saat Indonesia dilanda bencana tsunami di Aceh. 

“Saya pergi ke Arab Saudi saat terjadi tsunami Aceh pada tahun 2004 dan kemudian saya pergi ke sana lagi. “Pas Pak menang SBY, saya ke sana,” ujarnya dikutip Kamis, 20 Juni 2024.

Momen pertama kali menginjakkan kaki di Arab Saudi menjadi kenangan tak terlupakan bagi Alman. Di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, ia disambut dengan karangan bunga sebagai ungkapan simpati atas bencana tsunami.

“Iya wajar kalau ingin merubah peruntungan, dulu susahnya mencari pekerjaan di Indonesia. “Saya pergi ke sana dan disambut dengan karangan bunga di Bandara King Abdul Aziz di Jeddah. Katanya, ‘Wah, hebat sekali kamu bisa selamat dari tsunami,’ padahal jarak tsunaminya sangat jauh.”

Kisah Alman tidak berhenti sampai di sini. Ia pun menceritakan pengalamannya pertama kali naik pesawat dan mengalami penundaan perjalanan saat diwawancarai Al Jazeera usai turun dari pesawat.

“Saya baru pertama kali naik pesawat dan merasakan jetlag. Saya turun dari pesawat saat wawancara dengan Al Jazeera,” ujarnya.

Alman mengaku kesulitan berkomunikasi karena minimnya pengetahuan bahasa Arab dan Inggris. Beruntungnya, mereka bertemu dengan orang yang baik dan membantu mereka berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.

“Oh bahasa Arab, bahasa Inggrisnya seperti itu (saya tidak mengerti). “Tapi alhamdulillah tiba-tiba ada yang datang ke saya dan bilang, ‘Kamu sok banget ngomong bahasa Indonesia’, jadi saya ceritakan pendapat saya tentang situasi Indonesia saat tsunami,” jelasnya.

Alman merasakan luar biasa kebaikan dan kedekatan masyarakat Saudi terhadap masyarakat Indonesia. Hal ini menunjukkan eratnya hubungan yang terjalin antara kedua negara.

Tentu saja karena jamaah haji dan umroh sebagian besar berasal dari Indonesia, ujarnya.

Saat pertama kali bekerja di Arab Saudi, Alman mengaku mengawali karirnya dengan mencari nafkah di minimarket. Selama ini, mereka juga mengalami stres terkait keterbatasan bahasa dalam berkomunikasi dengan warga.

“Pekerjaan pertama saya adalah di minimarket. di tengah daerah kumuh di Afrika

“Saya stres dan menangis terus-menerus karena saya tidak mengerti bahasanya,” katanya.

“Saya bekerja di mini market selama 5 tahun. Namun ada sisi baiknya yang memungkinkan Anda belajar bahasa lebih cepat. Dia menambahkan, “Saya tidak terlalu betah, tapi saya merasa membutuhkan lebih banyak (uang).”

Bicara soal gaji, Alman mengungkapkan, pada tahun 2004, ia menerima gaji yang terbilang kecil, hanya Rp 1,6 juta.

Kalau gajinya sangat rendah, 800 reais atau setara Rp 1,6 juta pada tahun 2004, katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *