JAKARTA – Ada cerita menarik tentang seorang prajurit berpangkat tinggi di TNI Angkatan Laut keturunan Tionghoa yang menjadi pusat perselisihan antara Indonesia dan Malaysia beberapa tahun lalu. Hal ini menimbulkan kekaguman terhadap kekuatan tentara Inggris.
Saat itu, Presiden Soekarno menentang ambisi Federasi Malaysia untuk menguasai Sabah, Sarawak dan Brunei Darussalam di Kalimantan bagian utara (sekarang Pulau Kalimantan) sebagai ancaman terhadap kedaulatan Indonesia.
Menurut Bung Karno, upaya pembentukan Federasi Malaysia dengan mencaplok Kalimantan merupakan bentuk imperialisme baru yang mengancam kedaulatan Indonesia dengan menyebutnya “jatuh bersama Malaysia”.
Bung Karno memerintahkan seluruh angkatan bersenjata untuk mengamankan perbatasan dan garis pertahanan musuh, termasuk para elit KKO/Marinir TNI Angkatan Laut yang ahli dalam infiltrasi dan ilmu bela diri kungfu.
Salah satu anggota KKO yang paling terkenal, Serma KKO Joni Matius Liem. Menariknya, ia berhasil melakukan misi infiltrasi ke wilayah musuh sebelum ditangkap pasukan Inggris di Malaysia.
Meski disiksa dan diinterogasi, Djoni Liem merahasiakan identitas aslinya dengan menggunakan nama samaran Dan Chin Guan, namun akhirnya terungkap bahwa ia adalah seorang prajurit KKO.
Meski dijatuhi hukuman mati karena misinya tersebut, Joni Liem akhirnya dibebaskan karena perubahan keadaan politik dan kemudian menetap di Surabaya.
Pensiunan prajurit angkatan laut Indonesia kelahiran Tionghoa Joni Lim dijuluki “Mulut Berbisa yang Menyemburkan” karena kemampuannya mengeluarkan berbagai benda dari mulutnya dan menerima Penghargaan Komandan Marinir atas dedikasinya. Korps Mayjen TNI (Mar) Suhartono, M.Tr (Hon).
“Kami mengucapkan terima kasih dan kebanggaan yang besar kepada Serma KKO (Purn) Joni Mateus Liem, DI/TII, RMS yang telah berjasa dan mengabdi kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, TNI Angkatan Laut/Angkatan Laut dengan memulai operasi di Dwikora, Trikora, PRRI/Permesta. , DI/TII, RMS dan Operasi Seroja,” kata Mayjen Suhartono tni.mil.