Kisah Inspiratif: Pecandu Alkohol Menjadi Mualaf Tersentuh Perilaku Muslim di Bulan Ramadhan

Titik Kumpul Lifestyle – Namanya Shirley, wanita ini dikenal hidup di lingkungan yang jauh dari agama. Shelley juga mengungkapkan bahwa orang tuanya berpisah ketika dia berusia 16 tahun, yang menambah ketidakpastian dalam hidupnya. Perpisahan tersebut juga mempengaruhi kesehatan mental Shirley dan dia menjadi seorang pecandu alkohol.

“Saya sangat marah dengan semuanya dan saya menyalahkan diri saya sendiri,” ujarnya dalam siaran YouTube Umm TV.

Hingga suatu hari, saat Sherry berusia 16 tahun, dia memutuskan untuk bekerja Dia bekerja dengan banyak wanita Muslim saat itu. Ia memiliki seorang teman perempuan yang beragama Islam dan mengaku tertarik dengan Islam.

Ia menjelaskan, ia merasakan perhatian yang ditunjukkan oleh rekan-rekan Muslimnya selama bulan Ramadhan. Tak hanya itu, teman-teman Muslimnya membantunya saat dia sangat membutuhkannya, ujarnya.

“Baru setelah masuk perguruan tinggi saya tertarik dengan Islam karena banyak bertemu orang baru di sana, beberapa di antaranya beragama Islam,” ujarnya.

Namun perjalanannya untuk menemukan bimbingannya sendiri tidaklah mudah Ketika dia masuk perguruan tinggi, dia banyak minum Ia sendiri memahami bahwa alkohol seringkali membuatnya sengsara, depresi, dan emosional.

Ketika Anda seorang mahasiswa, Anda akan menghadapi masalah demi masalah Dokter mendiagnosis dia menderita kecemasan dan depresi parah. Aku bingung bahkan stres kenapa ada orang yang mau menyia-nyiakan hidupku

Hingga suatu hari, salah satu temannya menyarankan agar Sheri belajar Islam Namun saat itu dia tidak menerimanya dan sangat sulit baginya untuk menerima Islam karena emosi yang bergejolak di hatinya. Dia terus menuruti pikiran negatif dan kebiasaan buruk

Kemudian dia kembali mulai berpikir untuk mempelajari Islam Saat itu, Shirley memulai perjalanan migrasinya dengan membaca Al-Quran terjemahan digital Ia mulai merasa lebih baik setelah mempelajari Islam.

Bahkan saat ini, Sherry tidak pernah menyangka akan masuk Islam karena dia sangat menikmati mempelajarinya. Dia berkata bahwa Islam mengajarkannya kebenaran.

Berkat Islam, saya bisa mendapatkan hidup saya kembali dan mengetahui asal usul segalanya. Saya memberi tahu mereka apa yang saya pikirkan dan saya ingin masuk Islam.

Saat itu, teman-temannya mengaku terkejut dengan keinginan Shirley untuk masuk Islam. Ia kemudian menceritakan kepada temannya bahwa ia selalu tertarik dengan Islam namun sulit menjelaskannya.

“Dia baik dan mengatakan kepada saya bahwa dia bangga pada saya “Sangat berarti bahwa saya merasa memiliki tujuan dalam hidup,” katanya.

Karena itu, teman-temannya menyarankan Shirley untuk belajar Islam lagi untuk mengetahui apakah agama itu adalah agama yang tepat untuknya. Rekan-rekannya pun berpesan agar ia berpikir matang sebelum memutuskan pindah agama.

“Saya siap memulai babak baru dalam hidup saya, saya menyatakan diri saya seorang Muslim, menjadi orang yang bangga ketika saya masih muda dan saya yakin saya seorang Muslim. Untuk mempelajarinya lebih lanjut secara formal dan melaluinya saya memahami keindahan dan kedamaian Islam.

Ia kemudian mengucapkan syahadat, namun sangat emosional saat harus menceritakan perjalanan hidupnya menemukan Islam. Ia mengaku sangat bangga dengan keputusannya menjadi seorang muslim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *