Kisah Mualaf Jeffrey Lang, Profesor Amerika yang Pilih Islam Usai Jadi Atheis

Jakarta – Sebuah cerita menarik datang dari seorang profesor matematika dari Universitas Kansas bernama Jeffrey Lang. Diketahui, ia memutuskan masuk Islam setelah bertahun-tahun tak percaya pada Tuhan.

Sejak kecil, Jeffrey Lang selalu bertanya dan ingin tahu tentang kehidupan dan agama. Pria kelahiran 1954 ini lahir dari keluarga Katolik Roma. Dia sendiri menghabiskan 18 tahun di sekolah Katolik.

Menurut Islamestic, rasa penasaran Lang terhadap agama tak terjawab. Ketika dia berusia 18 tahun, Lang memutuskan untuk menjadi seorang ateis. Namun pandangannya tentang agama berubah ketika ia menjadi guru di Universitas San Francisco.

“Kami berbicara tentang agama. Saya menanyakan pertanyaan saya kepada mereka dan saya sangat terkejut melihat betapa bijaksana dan hati-hati jawabannya,” kata Lang, dikutip Selasa, 16 April 2024.

Suatu ketika, Lang bertemu dengan Mahmoud Qandeel, seorang mahasiswa asal Arab Saudi yang memiliki latar belakang unik. Kemampuan Qandeel untuk menjawab pertanyaan penelitian medis secara efektif dalam bahasa Inggris membuat Lang terkesan.

Tiba-tiba, Qandeel memberi Lang beberapa buku tentang Islam dan salinan Alquran. Sejak saat itu Lang mulai mempelajari dan menghayati isi Alquran. Ia telah lama menimba ilmu, dan terkejut dengan kedalaman pesan dalam Al-Qur’an yang mampu memberikan jawaban atas segala pertanyaan yang menghantuinya.

“Seorang seniman dapat menarik perhatian pada lukisan yang seolah-olah mengikuti Anda dari satu tempat ke tempat lain, tetapi penulis mana yang dapat menulis teks yang menunggu perubahan harian Anda?” dia berkata.

Setiap malam, Lang merenungkan semua pertanyaan yang mengganggu pikirannya. Dan keesokan harinya dia akan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu di dalam Alquran.

“Sepertinya penulis Alquran (Allah SWT) mengetahui pertanyaan saya dan menulis baris persisnya ketika saya membaca halaman berikutnya. Saya sendiri bertemu di halaman berikutnya,” kata Lang.

Kini Lang rutin salat lima waktu. Di sisi lain, ia mendapat kepuasan batin setiap kali melaksanakan salat, khususnya saat Subuh. Saat ditanya bagaimana perasaan terkejut sekaligus bahagia saat membaca Alquran, ia mengaku seperti terhibur dengan suara ibunya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *