Kisah Mualaf Penyembah Api, Mencari Hidayah dan Akhirnya Memeluk Islam

Jakarta – Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya berteman dekat dengan banyak orang, termasuk Salman Alfarisi yang berasal dari Persia, yang kini dikenal dengan Iran. VI. Kisah kedekatan Nabi Muhammad SAW dan Salman Alfarisi dalam mencari kebenaran yang akhirnya membawanya masuk Islam.

Sebelum menjadi seorang Muslim, Salman Alfarisi digambarkan dalam Tafsir Surah Al Fatihah karya Idrus Majusi sebagai pemuja api atau dewa dalam agama Majusi di desanya Jayyun di kota Isfahan, Persia. Awalnya seorang pemadam kebakaran, dia memiliki status sosial yang tinggi di kalangan penyihir.

Namun seiring berjalannya waktu, Salman mulai merasa tidak puas dengan keyakinan agamanya. Ia tertarik dengan ritual ibadah umat Kristiani dan ingin mengetahui lebih jauh tentang asal muasal agama Kristen yang ia temukan di dalam gereja.

Dalam penelitiannya, ia sampai pada kesimpulan bahwa agama Kristen berasal dari Suriah dan akhirnya memutuskan untuk menganut agama tersebut. Sebelum kematiannya, seorang pendeta Kristen menceritakan kepadanya sebuah ramalan bahwa akan muncul seorang nabi di Arab yang akan memiliki akhlak yang sangat mulia dan tingkat kejujuran yang tinggi dibandingkan dengan orang lain.

Dengan keinginan yang kuat untuk bertemu dengan nabi yang dinubuatkan, Salman Alfarisi berangkat ke Arab. Setelah akhirnya bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, beliau memberikan kurma sebagai sedekah kepada beliau dan para pengikutnya. Namun Nabi hanya memberikan kurma tersebut kepada para pengikutnya tanpa menyentuhnya.

Visi tersebut membuat Salman Alfarisi terkesan dan ia memutuskan masuk Islam setelah melihat kesederhanaan dan keagungan Nabi Muhammad SAW. Sejak saat itu, Salman menjadi salah satu sahabat terdekat Nabi, sebagaimana tercatat dalam ayat 3 Surat Al Jumuah.

“Wa akharina minhum lamma yalhaqu bihim, wa huwal-‘azizul-hakim(u).”

Artinya: “(Allah juga mengutus Nabi Muhammad SAW) kepada orang-orang selain orang-orang yang tidak (datang) setelah mereka. Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Sedangkan dalam hadits riwayat al-Bukhārī dari Abu Hurairah, beliau berkata: “Abu Hurairah meriwayatkan bahwa ketika kami sedang duduk bersama Nabi Muhammad SAW, diturunkan kepadanya surah al-Jumu’ah yang berbunyi “wa ākharina minhum lammā yalhaqu bihim”. Abu Hurairah bertanya, “Siapakah mereka wahai Rasulullah? Namun Nabi tidak menjawab hingga beliau bertanya sebanyak tiga kali. Abu Hurairah berkata: “Salman Alfarisi ada bersama kami saat itu. Kemudian Nabi meletakkan tangannya di bahu Salman dan berkata: “Seandainya iman ada pada bintang-bintang, niscaya bangsa mereka (Persia) akan mendapatkannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *