JAKARTA Titik Kumpul – Kisah kisah hidup Lisa yang berani menghadapi persoalan demi keimanan Islam penuh inspirasi dan hikmah berharga.
Sebelum masuk Islam, Lisa kurang percaya pada agamanya. Namun perjalanannya menuju Islam dimulai ketika ia secara tidak sengaja menemukan sebuah Alquran kuno milik mantan pengasuhnya, seorang wanita muslimah yang beribadah. Penasaran dengan isinya, Lisa mulai membaca terjemahan Alquran di masa pandemi tahun 2020.
“Saya mengenal Islam, dimulai dari membaca Al-Qur’an yang belum lengkap terjemahannya dan itu milik pengasuh anak-anak saya. Adik saya seorang muslim dan saya bisa bilang bahwa dia adalah seorang muslim yang sangat taat dan berpuasa. Senin sampai Kamis, Masya Allah Dia sangat rajin membaca Al Quran.
Bacaannya yang awalnya terasa janggal, membuatnya pusing hingga memerlukan pengobatan dengan infus, ternyata tidak menggugah semangat Lisa untuk melanjutkan studinya. Di tengah kesimpangsiuran dan kesimpangsiuran, ia terus mencari tafsir dan penjelasan terhadap ajaran Ustaz Ustaz Adi Hidayat dan Ustaz Hanan Attaki yang sering ia dengarkan melalui video online. Ia belajar shalat, namun awalnya belum sempurna karena tidak memiliki guru.
“Saya membaca Al-Qur’an. Saya tidak mengerti apa yang saya baca. Jujur saja saat itu saya pusing, tiga botol tidak mungkin bagi saya karena saya tidak mengerti Al-Qur’an” tetapi sangat ingin mempelajarinya Menarik sekali karena bahasanya sudah sangat maju,” kata Lisa.
Keputusan Lisa untuk masuk Islam mempunyai konsekuensi yang luas. Setelah menerima Syahadat, ia menghadapi penolakan dari suami dan keluarganya sendiri. Ia diusir dari rumah, dilarang salat, dan beribadah secara sembunyi-sembunyi, misalnya salat di luar rumah atau di tempat yang tidak lazim. Namun Lisa menegaskan komitmennya semakin kuat setelah terinspirasi dari kisah Umar bin Khattab, sahabat Nabi yang teguh imannya setelah memeluk Islam.
Perselisihan di rumah meningkat hingga Lisa dan anak-anaknya diusir dan tidak ada yang membantu. Namun Lisa tidak menyerah. Melalui doa dan iman, dia selamat meski dalam keadaan sulit. Dia sering kali tidak punya cukup uang untuk membeli makanan dan anak-anaknya terpaksa tidur dalam keadaan lapar. Meski begitu, Lisa yakin Tuhan selalu bersamanya.
Di masa-masa sulit, Lisa mendapat dukungan dari orang-orang di sekitarnya, termasuk keluarganya, yang menentangnya.
“Kenapa kamu ada di sini?” kata Lisa dalam drama YouTube Wakaf TV-nya. “Kalau mau mati ya mati,” kata Lisa dalam ceritanya di YouTube Wakaf TV saat ayahnya mengetahui Lisa masuk Islam.
Ayahnya yang awalnya tidak setuju dengan keputusannya, akhirnya menjadi pendukung terbesarnya bahkan membantunya membangun Alquran untuk anak-anak di daerahnya.
Lisa berbagi pengalaman spiritualnya sebelum mengenal Islam. Berbagai agama ia coba, termasuk ibadah di gereja, namun hatinya tak pernah puas. Menjelang akhir, ketika ia salat di depan patung, ia merasa mendapat petunjuk dari Allah bahwa Islam adalah jalan yang benar.
Kisah Lisa menginspirasi banyak orang yang menghadapi perjalanan serupa, namun juga menginspirasi mereka yang terlahir sebagai Muslim untuk mengetahui dan memahami ajaran agamanya dengan lebih baik. Lisa sering mengatakan bahwa banyak orang yang beragama Islam, namun sebenarnya mereka tidak memahami apa yang mereka baca dalam Al-Qur’an. Oleh karena itu, ia mengajak umat Islam untuk tidak hanya membaca Al-Quran saja, namun juga memahami makna terjemahannya dengan baik.
“Pekerjaan rumah kita sebagai umat Islam adalah menunjukkan bahwa Islam itu indah, Masya Allah, Islam itu indah, seperti yang diajarkan dan dicontohkan oleh Pangeran Rasulullah SAW. Kita beri contoh, kita tunjukkan dan tidak sulit, mudah dipahami, ” Lisa menjelaskan.
Lisa sekarang aktif berpromosi di media sosial, termasuk saluran YouTube-nya, tempat dia mengadakan studi Islam dan diskusi keagamaan secara rutin. Tujuannya adalah untuk menginspirasi dan mendukung orang-orang dalam perjalanan spiritual seperti dia, yang sudah lama masuk Islam dan seorang Muslim yang masih mencari pemahaman lebih dalam.