Titik Kumpul Lifestyle – Kisah inspiratif Tom Facchine, seorang atheis yang masuk Islam dan kini menjadi imam di sebuah masjid di Amerika. Perjalanannya menuju Islam memang penuh liku-liku, namun tekadnya untuk mencari kebenaranlah yang mengantarkannya pada Islam.
Tom Facchine awalnya dibesarkan dalam keluarga Kristen. Namun, ia mulai ragu ketika mempertanyakan keaslian manuskrip Alkitab.
Ketidakpuasannya terhadap tanggapan pendeta dan sikap oposisi umat beragama memperkuat keraguannya terhadap agama.
“Setelah saya pulang dari sana, saya mengira semua agama hanyalah dongeng. “Sebenarnya tidak ada yang benar antara perintah Tuhan dan apa yang diamalkan,” kata Tom Facchine seperti dilansir Youtube Menuju Keabadian Indonesia pada Rabu, 10 Juli 2024.
Perkenalannya sebagai guru Muslim dan tinggal di lingkungan Muslim di Türkiye menjadi titik balik dalam hidupnya. Di sana, ia merasakan persahabatan dan keikhlasan kaum muslimin yang selalu membantunya saat ia dalam kesulitan.
Beda sekali dengan apa yang dikatakan teman-teman saya, ujarnya.
Suara adzan yang didengarnya setiap hari membuat hatinya terharu dan menitikkan air mata.
“Saya adalah seorang musisi terkenal sebelum saya memutuskan untuk menjadi seorang Muslim, tapi bagi saya tidak ada yang bisa menandingi indahnya adzan.
Sekembalinya ke Amerika, Tom Facchine mulai mempelajari Islam lebih dalam. Ia menemukan keindahan dalam melantunkan ayat suci Al-Qur’an dan merasa tersentuh setiap kali membacanya. Pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya terjerat terjawab melalui kajian Islam.
Akhirnya Tom Facchine membulatkan tekadnya untuk menerima Islam. Ia mulai shalat dan berpuasa, meski saat itu ia belum mengucapkan syahadat. Syahadatnya baru diucapkan beberapa waktu kemudian di masjid atas undangan salah satu gurunya.
“Saya berdoa lima kali sehari dan saya berdoa. Namun saat itu saya sedang tidak dalam kondisi syahadat. “Saya masih belum tahu apa itu Syahadat,” ujarnya
Istrinya juga mengikuti jejaknya dan masuk Islam melalui prosesnya sendiri. Saat ini Tom Facchine aktif dalam berbagai kegiatan keislaman, sebagai imam masjid dan guru sejarah Islam.
“Sekarang setelah masuk Islam, saya paham bahwa salat 5 waktu itu hal biasa. Jadi saya bisa mengingat dan merasakan bahwa saya punya Tuhan setiap hari,” ujarnya.
“Al-Qur’an itu indah dan bagian yang paling indah. Bukan hanya lagunya, tapi bahasanya juga sangat indah. Aku suka menangis saat membaca Al-Qur’an,” lanjutnya.