Titik Kumpul – Tamu istimewa, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus akhirnya tiba di Bumi Nusantara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Paus tiba dengan pesawat Alitalia yang mendarat dengan selamat di Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng, Jakarta.
Paus dijadwalkan tinggal di Indonesia selama empat hari pada 3 hingga 6 September 2024. Paus akan mengadakan banyak pertemuan di sini. Mulai dari pertemuan kenegaraan hingga pertemuan dengan tokoh lintas agama di Masjid Istiqlal.
Ini adalah kali ketiga Paus mengunjungi Indonesia sejak berdirinya negara ini. Pertama kali ketika Paus Paulus II datang pada tahun 1970. Ia kemudian menjadi Paus Yohanes Paulus VI pada tahun 1989.
Nah, setelah kejadian kedatangan Paus, ternyata ada kisah nyata menarik tentang seorang kolonel Komando Pasukan Khusus (COPASUS) yang diberi tugas memantau kesehatan Paus pada kunjungan keduanya. Pada tahun 1989.
Siapakah Kolonel dan bagaimana kisahnya?
“89, saya kolonel di kopassus, kalau tidak salah asisten operasi kopassus. Pak Tri (purnawirawan jenderal TNI Tri Sutrisno) minta saya menyelenggarakan pengamanan Paus, wah senang sekali, ” dia dikatakan. Jenderal TNI (HOR) (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan dalam video dilansir Titik Kumpul Militer dari akun IG Openg.
Tuan. Luhut mengatakan, saat itu sedang diadakan misa besar-besaran di Istora Senyan (GBK) di bawah pimpinan Paus. Usai menutup misa utama, Paus Yohanes Paulus II mengacungkan tangan kepada 130 ribu orang yang hadir.
Mahasiswa lulusan Akademi Militer (AKABRI) tahun 1970 ini menuturkan, “Papa sedang mengendarai mobil keliling stadion. Dari depan, saya melaju kencang, melindungi mobil yang membawanya. Saya selalu bersamanya. Dekat. “
Setelah meninggalkan Istora, Paus dan rombongan melanjutkan kunjungannya ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Lalu terbang ke Timor Timur. Saat itu Timor Timur masih menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal itu terungkap saat Paus berkunjung ke kawasan Tasitolu. Tempat yang iklimnya dianggap sangat panas.
Singkat cerita, setelah meninggalkan Tasitolu, Paus berpindah ke Medan, Sumatera Utara. Sebagai pengawal chip alias Panglima Pasukan Keamanan (paspumppress) ya pak. Luhut terus berpartisipasi dan tetap berada di sisi Paus.
“Momen yang paling saya ingat adalah saat kita keluar dari Medan. Pemandangan yang tidak biasa, perjalanannya melelahkan ya? Apalagi Tacitolu, dari yang saya lihat, panas sekali. berhadapan dengan Paus dan seluruh aparat keamanan melemparinya dengan batu karena kesibukan tur, saya melihat Paus duduk dengan tenang berdoa di jari-jarinya “Ketika tidak ada apa pun di dunia ini yang dia inginkan, Satu-satunya harapan yang tulus adalah berdoa untuk semua rakyatnya,” kata purnawirawan tentara Indonesia itu.
Kini 35 tahun telah berlalu sejak cerita tersebut, Pak Luhut sudah tidak aktif lagi bertugas di TNI dan tidak lagi mendapat kehormatan untuk memantau kesehatan Paus. Lantas apa keinginan Pak Luhut terkait kedatangan Paus Fransiskus kali ini?
“Kedatangan Paus Fransiskus ke negara kita merupakan momen penting tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan saling menghormati. Apalagi kami sangat bangga karena Paus mencontohkan Mari kita lihat keharmonisan dengan umat beragama kehidupan di Indonesia.
Saya yakin kedatangannya akan sangat menguatkan rasa persatuan dalam keberagaman dan mendorong kita semua untuk hidup damai dan harmonis. Saya berharap kehadirannya menjadi berkah dan membawa harapan baru bagi Indonesia yang damai, sejahtera, dan bersatu. Selamat datang di Indonesia, Paus Fransiskus. “Negeri yang penuh kedamaian dan keberagaman,” tulis Pak Luhut.
Baca: 3 Perwira TNI Papua Dimutasi, Kolonel Lulusan UGM Ambil Tindakan Larang Christian Peter