Fiji – Petinju Fiji Nathan Singh dikabarkan telah masuk Islam. Lahir dan besar di Fiji, perjalanan Nathan menuju Islam mewakili perubahan besar dalam hidup dan keyakinannya.
Keputusannya untuk masuk Islam menandai perubahan spiritual yang kemungkinan besar mempengaruhi berbagai aspek kehidupannya, termasuk karier tinju. Setelah berdiskusi dia masuk Islam
Dalam wawancara eksklusif dengan FijiLive, Nathan mengungkapkan bahwa niat awalnya untuk menyangkal Islam melalui penelitian membawanya pada keyakinan yang mendalam terhadap agama tersebut. Dia sedang berdebat dengan teman Muslimnya.
“Saya sudah berencana masuk Islam selama hampir 16 bulan. Saya memulai dengan diskusi dengan teman saya yang Muslim Afrika di Australia.
Saya ingin melakukan penelitian untuk membuktikan bahwa dia salah, namun penelitian ini membuat saya percaya pada Islam. “Saya pribadi meyakininya adalah agama yang tertinggi dan paling benar,” ujarnya, Kamis, 14 Maret 2024.
Pria berusia 24 tahun ini pernah menjadi seorang Kristen yang taat. Meski begitu, dia tetap memilih Islam karena dia beriman pada Islam.
“Sebelumnya saya adalah seorang Kristen yang sangat kuat. Saya tidak mengatakan bahwa Kristen itu salah, tetapi saya memilih untuk pindah agama karena saya percaya pada Islam,” jelasnya. “Banyak perubahan dalam hidup saya.
Memilih Islam sebagai agama baru dapat membawa perubahan besar dalam kehidupan seseorang. Bagi Nathan, ini bisa menjadi awal dari hubungan spiritual yang lebih dalam, keyakinan baru, dan pandangan dunia baru.
Sebagai agama, Islam mengedepankan perdamaian, ketundukan kepada Tuhan, dan rasa persatuan. Masuk akal jika Nathan mendapatkan dukungan, bimbingan, dan rasa memiliki terhadap ajaran dan praktik Islam.
Memutuskan masuk Islam dalam konteks olahraga seperti tinju juga bisa mempunyai implikasi unik. Meskipun tinju adalah olahraga yang membutuhkan kekuatan fisik dan kemampuan kompetitif, kepercayaan diri Nathan yang baru mungkin membawa dimensi baru dalam pendekatannya.
Islam mengajarkan kedisiplinan, kerendahan hati, dan rasa hormat yang dapat melengkapi bahkan meningkatkan performanya di atas ring. Keyakinannya mungkin memengaruhi pola pelatihan, mentalitas, dan interaksinya dalam komunitas tinju.
Terlebih lagi, pernyataan Nathan tentang pertobatannya di depan umum mungkin bisa menjadi inspirasi bagi orang lain. Hal ini dapat memicu dialog tentang kepercayaan, keberagaman, dan toleransi dalam dunia olahraga dan dunia lainnya.
Keterbukaannya terhadap perjalanan hidupnya dapat memperluas pemahaman dan menjembatani kesenjangan budaya, serta menyebarkan pesan penerimaan dan persatuan.
Pilihan Nathan untuk memeluk Islam merupakan pilihan yang bersifat pribadi dan mendalam. Ini mencerminkan pencariannya akan makna, spiritualitas, dan hubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari dirinya.
Transformasi ini dapat berdampak tidak hanya pada kehidupan pribadinya, namun juga pada kariernya saat ia menavigasi persimpangan antara agama dan olahraga, memberikan contoh unik untuk diikuti orang lain.