Kisah Pilu Adhiramsyah Choesin Didiagnosis Fatty Liver Sejak Remaja, Begini Caranya Bangkit

Titik Kumpul Lifestyle – Setelah konten kesehatan dibagikan oleh Adhiramsiya Choshin, diketahui pembuat berbagai konten mengungkapkan bahwa dirinya menderita gangguan kesehatan yang mempengaruhi hidupnya. 

Kisah menyedihkan ini disebabkan oleh pola makan buruk yang sudah mendarah daging sejak kecil. 

“Rumahku di Tangsel (Tangerang Selatan) dan sekolahku di Bintaro, kalau menunggu dijemput biasanya aku menunggu di sini (menunjuk gambar sedang memegang secangkir soda McDonald’s) dan itu hampir seharian, Kamis ( 18/7/2024) kata Adiramsia Selatan saat peluncuran aplikasi Zurich Health di Jakarta.

Gaya hidup ini membuat Adhiramsya memiliki tubuh yang kuat. Suatu hari, Adiramsiya Choshin tiba-tiba merasakan sakit kepala hingga kehilangan kesadaran. Setelah itu, Adi pergi ke rumah sakit.

“Setelah dicek berat badan saya terungkap kalau saya kelebihan berat badan, tapi karena masih muda tidak ada gejala awal. Darah saya kental dan setelah di USG ternyata ada lemak di liver saya. Mereka (dokter) bilang begitu. sebuah kanker. 

Penanganan perlemakan hati pada setiap orang berbeda-beda. Menurut pengalaman Adi, karena usianya yang masih muda, pengobatan oleh dokter penyakit dalam tidak terlalu buruk.

Dokter tidak memberikan obat. Namun darah Adi begitu kental sehingga ia harus mengambil tiga kantong darah untuk mengeluarkannya dari tubuh ayah seorang anak. Menurut dokter, darahnya kurang bagus sehingga menyebabkan Adi pusing dan migrain. 

Setelah tindakan tersebut, pembuat konten mulai memperbaiki gaya hidup menjadi sehat sesuai permintaan dokter. Adhiramsiya mulai mengatur pola makannya, melarang makan, takut pendarahannya semakin parah. 

“Selama dua tahun saya hanya makan dada ayam, hanya makanan yang dimasak. Untuk anak umur 19 tahun, itu (diet sehat) sangat sulit karena biasanya makan banyak,” ujarnya.

Tak gentar hingga sembuh, penyiar radio tersebut terus mengatur gaya hidupnya hingga saat ini. Ia mengungkapkan, ia tetap mengonsumsi gorengan dan makanan manis lainnya, namun dalam jumlah sedikit, artinya tidak terlalu banyak

Selain mengubah pola makan, Adhiramsiya juga menjadikan aktivitas fisik sebagai kebiasaan sehat untuk mencegah kembalinya lemak liver dan menjaga kesehatannya. Pasalnya, saat itu ia mengalami kelebihan berat badan sehingga dokter tidak memprioritaskan olahraga karena khawatir lututnya akan melemah dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan lainnya.

Setelah badan seimbang, fokus dulu memperbaiki pola makan, baru disuruh olah raga, tapi olah raganya harus ringan seperti jalan kaki, lompat, berenang yang tujuannya hanya untuk pemeliharaan, jelas Adi. 

Adiramsya berharap kisahnya dapat menciptakan kesadaran di kalangan masyarakat yang merasa bisa berbuat lebih baik dalam mengelola kesehatannya. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan aplikasi kebugaran seperti Live Well Zurich yang menggunakan teknologi AI untuk memantau kesehatan masyarakat.  

Menurut Adiramsia, Hello from Zurich berbeda dengan aplikasi sejenis. Aplikasi ini lebih ramah dan ramah wanita.

“Setelah saya menggunakan aplikasi LiveWell, tidak menakutkan seperti aplikasi kesehatan yang harus menghitung berapa kalori dan berapa langkah yang harus dilakukan. Ini adalah aplikasi kehidupan,” kata Adi.

Aplikasi Live Well memiliki fitur khusus yaitu pilihan musik pribadi dengan fokus. Selain itu, aplikasi kesehatan ini juga menyediakan konten menarik. Bukan sekedar aplikasi kesehatan, aplikasi Livewell merupakan platform media sosial baru untuk Audi 

Namun dilengkapi dengan fitur untuk memantau kesehatan seperti menghitung kalori, minuman, dan lain-lain. Bagusnya Livewell akan memberikan laporan di pagi hari tentang kesehatan pengguna 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *