Jakarta – Jailangkung diperuntukkan bagi seorang jenderal TNI yang memilih karir militer karena pengalamannya dengan wayang. Jenderal TNI (Purn) Soemitro, lahir di Sebaung, Gending, Probolinggo, 13 Januari 1927.
Dalam buku berjudul “Soemitro: Pangdam Mulawarman ke Pangkopkamtib” diceritakan bahwa Soemitro pertama kali bercita-cita menjadi seorang insinyur. Namun perjalanan hidupnya mengantarkannya menjadi Jenderal TNI.
Dalam buku tersebut diceritakan bahwa ketika Soemitro berusia 15 tahun, ia dan teman pesantrennya Gatot Supangkat di Surabaya biasa bermain jailangkung untuk bersenang-senang. Pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Soemitro adalah mengenai masa depannya.
Ajaibnya, pada boneka Jailangkung terdapat tulisan “M A J O R”. Bahkan, Soemitro menjadi tentara setelah menempuh pendidikan di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO).
Ia pertama kali terjun ke dunia militer sebagai anggota PETA (Pembela Negara) yang didirikan saat Jepang menduduki Indonesia.
Soemitro juga pernah mengikuti kursus pelatihan polisi di Bogor dan dikenal nakal karena sering kabur dari kamar tidurnya untuk mencari makanan di dapur atau ruang guru.
Sementara itu, karir Soemitro di dunia militer semakin menanjak. Ia diketahui pernah menduduki berbagai jabatan strategis seperti Pangdam IX/Mulawarman (1964-1965), Panglima Tentara Rekonstruksi dan Keamanan (1971-1974), Wakil Direktur ABRI (1973-1974) dan lain-lain.
Soemitro pensiun dengan gelar Jendral, melebihi gelar yang diimpikan oleh jailangkung yang dilakoninya semasa kecil. Inilah kisah seorang jenderal TNI yang menjadi prajurit karena boneka penjara.