Kisah Tantowi Yahya Bertemu Malaikat di Taman Raudhah: Ganteng Wangi Diberi Buku Doa

Jakarta – Kisah pertemuan Tantowi Yahya dengan bidadari di Masjid Nabavi, Madinah, Arab Saudi, viral di media sosial. Perjalanan spiritual yang cukup menarik ini diungkap Tantowi Yahya dalam video podcast baru-baru ini. 

Dalam kasus ini, mantan Duta Besar RI untuk Selandia Baru itu mengaku bertemu bidadari saat berada di Masjid Nabawi, tepatnya saat berada di Taman Raudhah saat umrah tahun 2013 lalu. 

Tantowi Yahya bercerita saat ia ikut mengantri panjang memasuki Taman Raudhah dekat Masjid Nabawi, meski merasa lelah. Ia bahkan ingin berbalik dan meninggalkan antrean karena belum siap salat di tempat itu. 

Tantowi Yahya menjelaskan alasan dirinya berencana membatalkan niat masuk taman tersebut meski sudah di hadapannya. Itu karena dia tidak tahu doa apa yang harus diucapkan. Dia juga berpikir untuk memberdayakan orang lain di belakangnya. 

“Saya antre, saya ikuti Merry. Saya baru sampai depan pagar, saya ambil langkah, saya batalkan gol. Saya berbalik, tapi saya seperti, ‘Aduh, malu’,” kata Tantowi, menurut ke saluran YouTube Merry Rihanna Jumat, 5 April 2024. 

Namun Tantowi akhirnya bisa masuk ke Taman Raudhah setelah melihat ada ruang kosong. “Bayangkan Merry, di mana barisan orang duduk, ada ruang kosong. Aneh ya,” ucapnya.

Duduk di sana, Tantowi mengaku bermimpi dan memutuskan untuk segera meninggalkan Raudhah. Kemudian dia memikirkan kembali antrean panjang di belakangnya untuk memasuki kawasan Raudha. 

“Aku lebih memilih memberikan tempat itu kepada mereka yang paling membutuhkan. Tahukah kamu saat aku sedang kebingungan, ada tangan di tangan kananku yang memegangiku. Tampan, Arab, wangi bahasa palembang. Dia meraih tanganku. Berbicara tentang Palembang, katanya,” kata Tantowi Yahya.

Ia kaget saat mengetahui orang tersebut mengaku berasal dari Palembang, padahal ia berwajah Arab. Laki-laki itu kemudian melarang Tantowi keluar dan dia harus bersiap duduk di sana. Tantowi merasa bingung karena tidak tahu doa apa yang harus dibaca. 

“Duduk saja di sini,” katanya. Saya mau keluar, saya tidak tahu apa yang harus dibaca di sini (berdoa), saya belum siap. Anda tahu, dia mengeluarkan buku perak dari sakunya. Judul bukunya adalah “Doa di Taman Raudhah”. Maklum, semua doanya berbahasa Indonesia. Karena saya tidak tahu cara membaca bahasa Arab,” jelasnya.

Buku tersebut berisi alamat asrama Islam di Indonesia. Tantowi Yahya membawa buku yang telah ia berikan kepada Indonesia. Ia bahkan meminta kakaknya untuk mencari alamat pesantren tersebut, namun ia tidak menemukannya. 

“Adikku bilang tidak ada alamatnya, ada nomornya, tapi tokonya. Tapi di sana tidak pernah ada asrama Islam, tanyaku. Masya Allah, siapa orangnya?”

“Itulah kebesaran Tuhan ya? Dia mengutus malaikat. Malaikat bisa melakukan apa saja, bisa berbicara dalam bahasa apa pun, bisa melakukan apa saja. Jadi insya Allah dalam hidupku aku pernah bertemu dengan malaikat yang sosoknya adalah pengurus asrama pesantren yang mengaku berasal dari Palembang,” pungkas Tantowi Jahja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *