Kisah Tukang Sol Sepatu Menjadi Haji Mambrur Padahal Batal ke Tanah Suci

VIVA Lifestyle – Baru-baru ini Ustaz kondang Dennis Lim berbagi cerita tentang haji yang diceritakan oleh seorang ulama era Tabiin bernama Abdullah Ibnu Mubarok. Kisah yang dikisahkan dalam kitab An Nawadhir menceritakan tentang seluruh jamaah haji tahun ini menolak hajinya. Namun, ada satu orang yang gagal haji di antara 600 ribu jamaah lainnya. Bahkan orang ini tidak melakukan perjalanan ke tanah suci.

Koh Dennis Lim, begitu ia disapa, membaca kisah Hawaariyyun tentang kisah Abdullah Ibnu Mubarok yang telah menuntaskan ibadah haji. Setelah selesai haji, beliau tidur sebentar. Saat ia tertidur, ia bermimpi melihat dua bidadari sedang bercakap-cakap di hadapannya.

Kedua malaikat itu berdiskusi tentang berapa banyak orang yang akan menunaikan ibadah haji tahun ini. Malaikat lain mengatakan, ada sekitar 600 ribu orang yang menunaikan ibadah haji.

“Berapa banyak dari mereka yang menerima ibadahnya?” kata malaikat itu. 

“Semua orang yang menunaikan haji tahun ini ditolak amal dan ibadahnya, tidak ada satupun yang berhasil,” kata malaikat yang lain.

Selain itu, setelah mendengarnya, Abdullah gemetar dan menangis. Karena semua yang menunaikan haji tahun ini tertolak, semua amalnya, semua doa, usaha dan kerja keras jamaah haji ke Mekkah semuanya tertolak lho.

Para bidadari terus berangkat, namun ada satu orang yang diterima haji. Kalaupun dia tidak pergi ke Masjidil Haram, apa yang akan dia lakukan? Karena jumlah tersebut, setiap orang yang menunaikan haji tahun ini, Allah menerima ibadahnya. Bahkan mereka yang tidak menunaikan haji ke Tanah Suci pun diterima sebagai haji.

Abdullah bertanya-tanya, siapakah orang yang bisa ridha Allah dengan seluruh jamaahnya? Jika tidak ada orang tersebut, maka Allah tidak akan memberkati setiap orang yang menunaikan haji tahun ini.

Malaikat menjawab bahwa dia adalah Ali Ibnu Al Muwaffaq, dia adalah seorang pembuat sepatu yang tinggal di pinggiran kota Dimasyq. Ketika Abdullah terbangun, ia segera menaiki untanya untuk mencari orang tersebut. Dan ketika bertemu dengannya dia bertanya, “Bagaimana mengamalkannya agar Allah menerima hajimu, meskipun kamu tidak berangkat haji?”

“Entahlah pak, tapi tahun lalu saya membatalkan haji karena saya memberikan tabungan saya selama bertahun-tahun untuk haji kepada tetangga saya yang kelaparan,” ujarnya. 

Ali bercerita, suatu hari istrinya sedang hamil besar, dan dia mendengar bau masakan. Kemudian suaminya meminta untuk menikahinya. Ia melihat makanan itu berasal dari tetangganya, dia adalah seorang janda dengan empat anak, ketika dia ingin menikahinya, janda dengan empat anak itu berkata:

“Makanan ini haram bagimu, namun halal bagi kami,” kata sang janda.

“Apa maksudmu?” tanya Ali

“Sudah 3 hari kita tidak makan, kita lapar dan daging ini adalah keledai yang dibuang pemiliknya, badannya dilarang dimakan, tapi bagi kita yang lapar, daging ini halal, tapi kamu tidak lapar kan?” dia menjelaskan.

Ali menangis dan memberitahu istrinya. Mereka berdua sepakat untuk menyumbangkan sebagian tabungannya untuk memulai ibadah haji, namun mengabdikan diri untuk kehidupan dan pendidikan ibu 4 anak tersebut. Bahkan, Ali Ibnu Al Muwafaq menagih biaya hajinya selama 30 tahun dengan bekerja sebagai pembuat sepatu. Berkat mabrur tersebut, Allah menerima seluruh jamaah haji saat itu.

Yang perlu diingat, keberhasilan Ali Ibnu al Muwafaq menjadi penyebab diterimanya 600 ribu jamaah. Semua orang menyebarkan kesuksesan ke 100 ribu jemaah. Oleh karena itu, ternyata ada ibadah yang lebih berharga di mata Allah daripada ibadah haji, yaitu kedermawanan, fikiran, dan kasih sayang kepada orang-orang yang lemah.

Usai membacakan kisah tersebut, Ustaz Dennis Lim mengingatkan masyarakat Indonesia yang akan menunaikan ibadah haji agar beribadah secara penuh selama berada di Tanah Suci. 

“Tuhan berkenan, pikirnya, di mana pun di dunia ini terjadi ketidakadilan dan kelaparan sehingga tugas kita membantunya. Lalu bagaimana kisah haji kita tahun ini?”

Ustaz Dennis Lim menambahkan, “Inilah sebabnya para sahabat Walbil khususnya berangkat haji MashaAllah dengan segala ibadah disana, karena Naudzubillah kepada Allah banyak yang lebih beriman dari pada kita tidak berangkat ya dan lebih banyak lagi. Insya Allah, semoga saja ini bisa jadilah peringatan bagi kami,” ujarnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *