JAKARTA – Jenderal TNI Agus Subianto punya karier cemerlang. Lahir di Chimashi pada 5 Agustus 1967, menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) sejak 25 Oktober 2023. Namun, dia dengan cepat dipromosikan.
Pada 31 Oktober 2023, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan dirinya sebagai calon tunggal penerus Laksamana Judo Magono sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia. Meski begitu, perjalanan Argus sejak awal tidak mulus.
Berbagai kendala ia hadapi sejak kecil, antara lain ditolak saat mencoba menjadi pengawal, hingga akhirnya memilih menjadi tentara. Mengutip berbagai sumber, Agus banyak mengalami kesulitan saat kecil, terutama saat kehilangan ibunya.
Jenderal Agus kehilangan ibunya ketika ia berusia lima tahun dan sejak itu tinggal bersama ayah dan adik laki-lakinya. Namun, hidupnya berubah total setelah ayahnya menikah lagi. Saat Agus duduk di bangku kelas dua SMA, kehidupan kembali dilanda masalah. Saat Agus masih mahasiswa, ayahnya, Dedi Unadi, seorang tentara, meninggal dunia.
Ayah Agus, seorang sersan polisi, meninggal dalam kecelakaan mobil pada tahun 1984. Sepeninggal ayahnya, Agus dan keluarga kecilnya, termasuk ibu tirinya yang merawatnya, berjuang untuk bertahan hidup dari uang pensiun ayahnya.
Sebelum meninggal, ayah Agus berharap putra sulungnya bisa mengikuti jejaknya dan menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia. Argus mendapat kabar tersebut dan bekerja keras untuk mengimplementasikannya. Setelah lulus SMA pada tahun 1986, Agus mencoba masuk Sekolah Calon Kodam III/Siliwangi, namun tidak berhasil dan disarankan masuk sekolah militer tanpa mengikuti ujian apapun.
Namun Agus menolak tawaran tersebut dan mencoba melamar menjadi satpam di Mall Bogor, namun juga ditolak pendaftarannya sebagai satpam. Setelah itu, ia memutuskan untuk bergabung kembali dengan tentara.
Pada tahun 1988, jenderal kelahiran Zhimashi ini mengikuti ujian masuk Akademi Militer. Ia lulus dengan hasil terbaik kedua se-Provinsi Jawa Barat. Setelah lulus, Agus melanjutkan studinya. Selain Akmir, Agus pernah mengikuti berbagai kursus pendidikan militer lainnya seperti Sesco Ad (2006), Suss Danyon, Suss Dandim, Sesco TNI (2015) dan Rem Hannas (2019).