Gunungkidul – Pemimpin Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul KH Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranolo (Mbah Benu) angkat bicara soal pernyataannya yang mengaku “memanggil Allah” untuk menentukan 1 Syawal atau Idul Fitri 1445 Hijriah.
Soal pernyataan saya tentang istilah yang disebut Gusti Allah SWT, sebenarnya hanya istilah saja, kata Mbah Benu melalui video yang direkam di akun X @merapi_undercover, Selasa, 9 April 2024.
Arti sebenarnya dari pernyataan tersebut, menurutnya, adalah ia menempuh jalan spiritual dan menjalin kontak batin dengan Sang Pencipta.
“Sebenarnya jalan spiritual saya adalah kontak batin dengan Allah SWT,” imbuhnya.
Terakhir, Mbah Benu meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena telah menimbulkan keresahan. Ia pun meminta agar pintu maaf dibukakan bagi mereka yang tersakiti.
“Jika pernyataan saya menyinggung atau tidak menyenangkan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Terima kasih,” kata Mbah Benu.
Sebelumnya, jemaah di Masjid Aolia, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tiba-tiba menjadi pusat perhatian setelah mereka melaksanakan salat Idul Fitri 1445 Hijriah pada Jumat, 5 April 2024, karena mayoritas umat Islam Indonesia. masih berpuasa pada bulan Ramadhan. .
Usai membenarkan pelaksanaan salat Idul Fitri, Mbah Benu mengatakan versinya untuk menentukan 1 Syawal 1445 Hijriyah tidak berdasarkan Rukyat atau cara perhitungan.
Diakui Mbah Benu, keputusan itu diambil atas dasar permohonan langsung kepada Allah SWT. “Saya tidak pakai perhitungan (rukyat atau berhitung), saya serukan langsung kepada Allah Ta’ala,” ujarnya kepada awak media, Jumat, 5 April lalu.
Dalam perbincangan telepon, Mbah Benu mengaku langsung diperintahkan untuk merayakan Idul Fitri pada Jumat 5 April 2024 atau 25 Ramadhan 1445 Hijriah.
“Ya Allah kemarin tanggal 4, 4 malam ya Allah tanggal 29 Syawal sudah kapan? Allah Ta’ala ngediko tanggal 5,” kata pria paruh baya itu.