Klarifikasi Siswa SMA Pakai Gelar MIPA: Seru-Seruan dan Ikut-Ikutan Teman Saja

VIVA –  Sebuah video viral di TikTok memperlihatkan seorang siswi SMA berbaju kebaya merah dengan marching band wisuda bertuliskan MIPA di belakang namanya. Pelajar tersebut diketahui bernama Selfia Devita Sari atau Sylvie. 

Unggahan tersebut menuai kontroversi di kalangan netizen karena judulnya sakral. Butuh usaha selama empat tahun ditambah perjuangan melakukan penelitian hingga penulisan disertasi dan tesis. Hingga akhirnya ia diberi hak untuk menambahkan gelar di belakang namanya. 

Wanita kelahiran 31 Juli 2006 ini membuat video penjelasan yang diposting di TikTok. Sylvie tak menyangka video pita wisuda MIPA menjadi viral dan menjadi isu besar di kalangan netizen. Ada tiga poin penting yang ingin saya perjelas.

Diakui gadis itu, setelah lulus SMA, ia hanya mengikuti temannya yang memiliki ijazah matematika dan ilmu pengetahuan alam. Dijelaskannya, kata MIPA pada selempangnya merupakan singkatan dari jurusan SMA yang fokus pada matematika, fisika, kimia, dan biologi. 

Silvey meminta maaf atas ketidaknyamanan terkait dengan pemasangan gelar suci ini. Ia memahami bahwa mendapatkan gelar sarjana sangatlah sulit. Berdasarkan konferensi, penelitian, dll. Karena kakak-kakaknya juga kuliah di universitas, sedikit banyak ia mengetahui seberapa besar usaha yang dilakukan mahasiswanya untuk memperoleh gelar bergengsi tersebut. 

Ia mengapresiasi komentar warganet yang mengingatkan etika penggunaan gelar MIPA. Karena belum pernah kuliah, saya hanya punya sedikit pengalaman dengan dunia pendidikan tinggi. Pengalaman tersebut akan ia jadikan pelajaran dan dibagikan kepada teman-temannya agar tidak sembarangan menyebut nama tersebut. 

Selain itu, Sylvie mengatakan, orang lain juga sering menggunakan sabuk “Lulusan Terbaik”. Alasan dia menyandang gelar MIPA di ikat pinggangnya hanya untuk bersenang-senang. 

Ia menegaskan, dirinya tidak ada niat, melainkan hanya ingin merayakan kelulusan dan mengawasi teman-temannya. Sylvie menyatakan bahwa banyak orang menggunakan gendongan serupa dan itu bukan hanya dia.

“Adik-adik, kakak-kakak, netizen bisa mencari di internet untuk mengetahui berapa banyak orang yang memakai ikat pinggang seperti itu,” ujarnya.

Silvey mengatakan, tidak ada undang-undang yang menyatakan hanya lulusan yang boleh memakai sabuk tersebut. 

“Saya belum pernah menemukan aturan apa pun, tapi kalau netizen menemukan undang-undang bahwa siswa SMA tidak boleh memakai ikat pinggang dan hanya mahasiswa yang boleh memakai ikat pinggang, komentar saja,” ujarnya.

Tak hanya itu, ia juga menjelaskan alasan lulusan sekolah mengenakan jubah. Sejauh yang kita ketahui, gaun tidak hanya dikenakan oleh mahasiswa saat wisuda sarjana saja. 

Sejak dahulu kala, gaun telah dikenakan pada upacara wisuda di taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Ia lantas menanyakan apa yang membuat netizen khawatir dengan ulahnya mengenakan toga. Dilihat dari unggahan lain di akun TikToknya, semua temannya juga mengenakan togas serupa.

“Tapi kalau kalian (netizen) merasa risih atau keberatan, boleh skip videonya,” imbuh gadis asal Jawa Timur itu.

Baca artikel menarik lainnya dari VIVA Trending di link ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *