Titik Kumpul Lifestyle – Di penghujung Ramadhan, banyak orang yang kembali menjalani kebiasaan makan sehari-hari seperti sebelum berpuasa. Akibatnya, tubuh mengalami ketidakstabilan akibat perubahan pola makan dan konsumsi yang tidak mengikuti anjuran nutrisi harian.
“Banyak kasus penyakit yang lama kambuh lagi setelah lebaran atau timbul penyakit baru. Hal ini dipicu oleh kagetnya makan kemarin enak, ritme makan teratur, kalori dalam makan tercukupi, nutrisi dalam aturan protein menjadi kesempatannya. ,” jelas dokter spesialis penyakit dalam, dr. Ahmad Akbar Sp.PD pada siaran Hidup Sehat TVOne pada Rabu 17 April 2024. Scroll untuk informasi selengkapnya.
Apalagi saat Idul Fitri, sebagian besar umat Islam mengunjungi kerabat untuk bersilaturahmi. Saat itu, variasi makanan lebaran yang umum berkisar dari kue kering hingga makanan tradisional seperti gulai dan rendang yang kaya akan lemak dan minyak. Akibatnya, jumlah makanan yang dikonsumsi menjadi tidak terkendali dan meningkatkan gula darah atau tekanan darah tinggi.
Beberapa penyakit yang muncul atau kambuh setelah Ramadhan biasanya adalah diabetes, obesitas, gangguan pencernaan, darah tinggi, asam urat, dan masalah perut kronis.
“Penderita diabetes menjaga gula darahnya sebelum berpuasa. Setelah lebaran, pola makannya tidak teratur dan kurang aktif. Sehingga gula darah dan tekanan darahnya tidak terkontrol, dan berisiko terkena sakit maag.” Dia menjelaskan.
Penyebab gangguan kesehatan tersebut adalah riwayat kesehatan lama atau penyakit baru akibat perubahan gaya hidup secara tiba-tiba. Selain itu, aktivitas fisik dan kurang olahraga membuat tubuh lebih mudah terserang penyakit yang lebih serius.
Menurut Dr. Ahmad Akbar, puasa merupakan cara terbaik untuk menjaga tubuh tetap sehat dan melakukan detoksifikasi dari penyakit. Saat berpuasa, ada waktu-waktu makan tertentu yang membuat mereka memikirkan asupan nutrisinya agar bisa berpuasa sepanjang hari. Cara ini sebaiknya dilakukan di luar bulan Ramadhan agar tubuh tetap sehat.
“Dietnya bagus setelah puasa kemarin, harus dilanjutkan. Tapi bukan hanya pola makannya saja, tapi kualitas pola makan dan aktivitas fisiknya. Dalam porsi yang tepat, jumlah karbohidrat, protein, dan vitamin yang tepat. dan mantap, baik aktivitas fisik maupun olahraga,” kata Dr. Ahmad Akbar. penjelasan.