Komnas KIPI, Sebut Penyakit TTS akan Muncul 4 Sampai 42 Hari Setelah Vaksin AstraZeneca Disuntikkan

VIVA Lifestyle – Ketua Komite Nasional Pengkajian dan Pengobatan Reaksi Merugikan Pasca Vaksinasi (Komnas PP KIPI) Profesor Hinki Hindra Irawan Satari angkat bicara tentang vaksin COVID-19 AstraZeneca yang menimbulkan efek samping langka, TTS (Thrombosis Thrombocytopenia Syndrome). ). 

Hinkie menemukan tidak ada kasus trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS) setelah penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca di Indonesia. Hal ini berdasarkan pemantauan aktif dan pasif yang saat ini dilakukan oleh Komnas KIPI. Terus bergulir, oke?

“Kami melakukan pemantauan selama satu tahun atau lebih pada bulan Maret 2021 hingga Juli 2022. Kami melanjutkan selama lebih dari setahun karena tidak ada gejala, sehingga kami melanjutkan selama beberapa bulan untuk memenuhi jumlah sampel yang diperlukan untuk mengetahui kondisinya. sampai kita berkembang dan AstraZeneca tidak memiliki TTS, jelas Profesor Hinkie dalam sambutannya pada Sabtu, 4 Mei 2024 di situs resmi Kementerian Kesehatan.

“Dengan demikian, saat itu kami melaporkan tidak ada kasus TTS yang terkait dengan vaksin COVID-19,” lanjut Profesor Hinkie.

Indonesia adalah negara terbesar keempat di dunia yang menggunakan vaksin COVID-19. Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah diberikan kepada masyarakat Indonesia, termasuk 70 juta dosis vaksin AstraZeneca.

Setelah pemantauan aktif berakhir, Komnas KIPI melanjutkan pemantauan pasif hingga saat ini. Berdasarkan laporan yang diterima, kami belum menemukan adanya kasus TTS.

Hinkey juga menjelaskan, kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), termasuk TTS, terdeteksi 4 hingga 42 hari setelah pemberian vaksin. Jika saat ini terdapat kasus TTS di Indonesia, kemungkinan besar hal tersebut bukan disebabkan oleh vaksin COVID-19.

Peristiwa observasi pasca imunisasi (KIPI) terjadi ketika penyakit atau gejala terdeteksi 4 hingga 42 hari setelah vaksinasi. Meski kasus TTS masih terjadi di Indonesia, namun bukan karena vaksin COVID-19 karena periode terjadinya telah berlalu,” jelas Profesor Hinkie. .

Ditambahkannya: “Namanya trombosis, penggumpalan darah. Kalau di otak, gejalanya pusing, mual pada sistem pencernaan, kaku pada kaki. Kalau trombosit rendah, berdarah, warna kebiruan di tempat suntikan. Ya, itu terjadi, tetapi 4-42 hari setelah pemberian vaksin. Jika hal ini terjadi sekarang, ya, mungkin karena alasan lain selain vaksin,” kata Profesor Hinkie.

Masyarakat tetap dapat melaporkan kejadian pasca imunisasi atau KIPI kepada Komnas KIPI melalui puskesmas terdekat. 

“Puskesmas sudah siap, akan ada pemeriksaan, anamnesis dan rujukan ke RS, akhirnya Satgas KIPI akan mendalami dan memberikan rekomendasi berdasarkan bukti-bukti yang ada,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *