Komplikasi DBD Bisa Sebabkan Dengue Shock Syndrom, Ahli: Pembuluh Darah Bocor

JAKARTA – Jumlah kasus demam berdarah atau DBD di Indonesia mencapai 35.556 kasus dengan total kematian sebanyak 290 orang. Menurut Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, kematian terkait demam berdarah dan kematian pada anak usia 5 hingga 14 tahun.

Imran juga mengingatkan kemungkinan terjadinya komplikasi penyakit demam berdarah yang dikenal dengan istilah dengue shock syndrome (DSS). Hal ini dapat diperumit dengan kenyataan bahwa pasien DBD membutuhkan waktu lebih lama untuk menerima pengobatan, serta kurangnya kesadaran akan tanda-tanda awal syok. Gulir terus untuk detail selengkapnya!

“DBD itu spektrumnya, mulai dari gejala, gejala ringan, hingga gejala berat. Gejala berat disebut DSS karena ada reaksi imun yaitu kebocoran pembuluh darah. Kebocoran ini menyebabkan syok,” ujarnya. Di Jakarta, 21 Maret 2024 

Selain itu, Imran mengatakan, berbeda dengan jenis pendarahan lainnya, pendarahan akibat DSS tidak muncul di permukaan kulit sehingga kurang diketahui orang. 

“Bedanya syok hemoragik dan syok demam berdarah itu kelihatannya keluar. Kalau syok demam berdarah, darahnya mengalir tapi tidak keluar, jadi keluar dari darah tapi tetap di bawah kulit. Begitu juga dengan manusia. Syok demam berdarah membengkak karena cairan berada di luar pembuluh darah. 

Imran bahkan mengatakan, orang yang kelebihan berat badan memiliki risiko kematian lebih tinggi karena permukaan kulitnya lebih sulit mengeluarkan darah.

“DSS bisa menyerang siapa saja. Lemak lebih berbahaya karena tidak terlihat kejutannya karena berada di bawah kulit,” ujarnya. 

Di sisi lain, Imran juga mengatakan agar masyarakat segera ke puskesmas jika mengalami tanda dan gejala demam berdarah.

“Awalnya tidak perlu (menunggu tiga hari) karena sekarang sudah ada tes NS1. Bisa mendeteksi antigen virus. Jadi tidak perlu mendeteksi antibodi karena butuh waktu, sekarang antibodi bisa dideteksi dengan NS1. ,” dia berkata.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *