Jakarta – Soal perawatan sepeda motor, pemilik punya dua pilihan, bengkel resmi dan bengkel umum. Keduanya menawarkan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Bengkel umum mungkin menawarkan harga lebih murah dibandingkan bengkel resmi. Hal ini membuat sebagian orang memilih bengkel mobil di sekolah umum.
Di sisi lain, bengkel resmi terkenal dengan garansi dan jaminannya yang menjadi nilai jual utama.
Kemudian, dengan tersedianya bahan reparasi langsung dari pabrikan dan mekanik terlatih, banyak masyarakat termasuk komunitas otomotif yang menjadikan bengkel resmi sebagai bengkel utama mereka.
Reza yang merupakan Presiden Society V160 atau Honda Vario 160 mengatakan sebagian besar anggotanya lebih memilih mengikuti bengkel formal.
Biasanya anggota lebih suka datang ke bengkel resmi ya. Karena di tempat ini suku cadangnya asli dan sangat handal dalam perbaikan mobil, ujarnya saat diwawancarai VIVA Otomotif, Selasa, 18 Juni 2024.
Namun Reza mengatakan ada juga anggota yang datang ke sekolah negeri untuk memodifikasi mobil.
“Di tempat umum atau informal, biasanya beberapa anggota kami datang untuk memodifikasi atau menyesuaikan sepeda agar sesuai dengan gaya berkendara semua orang,” jelasnya.
Hal serupa juga disampaikan Angga Rama Yandita yang merupakan Presiden Honda ADV Indonesia (HAI) Jakarta. Ia mengungkapkan, banyak komunitasnya yang bersekolah di sekolah umum untuk memodifikasi mobil.
“Latihan umum kebanyakan memodifikasi kendaraan, dengan variasi seperti penambahan lampu tembak, mata setan pada lampu depan, crash bar, dan lain-lain,” ujarnya.
Menurutnya, ubahan pada mobil seperti itu tidak bisa dilakukan di bengkel Honda atau Ahass.
“Di Ahass kami tidak melayani (variasi) seperti itu. Jadi kami hanya memberikan pelayanan standar di Ahass karena kami percaya karyanya dan suku cadangnya asli,” pungkas Angga.
