Kongres Uighur Sedunia Desak Dunia Internasional Bertindak Terhadap Pelanggaran HAM oleh Tiongkok

LANGSUNG – Kongres Uighur Dunia (WUC) baru-baru ini merayakan hari jadinya yang ke-20 dengan serangkaian acara yang menyoroti perjuangan komunitas Uighur di Tiongkok. Rangkaian acara tersebut menyoroti praktik represif Partai Komunis Tiongkok (PKT) di Xinjiang dan menyerukan tindakan internasional terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh PKT. 

Acara yang diadakan di Munich, Jerman, pada tanggal 3 hingga 6 Mei 2024 ini juga memberikan kesempatan bagi para aktivis hak asasi manusia, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memajukan tuntutan hak dan keadilan Uyghur terhadap penindasan Tiongkok.

Didirikan di Munich pada tahun 2004, WUC berupaya mewakili suara komunitas Uighur dan berencana melakukan advokasi mengenai tantangan utama yang dihadapi komunitas Uighur di Tiongkok. 

Perayaan ulang tahun ke-20 di Munich menampilkan berbagai kegiatan seperti diskusi panel, acara budaya dan pertunjukan musik, menghormati ketahanan Uighur dan menegaskan kembali komitmen komunitas global terhadap kebebasan dan hak asasi manusia. 

Dengan lebih dari 300 peserta dari lebih dari 25 negara, acara empat hari ini bertujuan untuk mempromosikan persatuan dan tindakan kolektif dalam mendukung upaya komunitas Uyghur untuk mencapai keadilan dan kebebasan.

Acara empat hari tersebut membahas topik-topik termasuk pencegahan genosida dan peran perempuan Uighur dalam memajukan perjuangan keadilan. Diskusi tersebut menekankan ketangguhan masyarakat Uighur dan diakhiri dengan seruan persatuan dan tekad untuk melanjutkan perjuangan.

Selain itu, WUC juga mengambil sikap menentang kunjungan Presiden Tiongkok Xi Jinping ke Eropa, di tengah peristiwa yang menekankan perjuangan melawan pemerintahan totaliter Tiongkok di Xinjiang. 

Kelompok ini mendesak Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk menangani masalah hak asasi manusia dan menyerukan lebih banyak kerja sama dari pemerintah Prancis untuk mengekang taktik penindasan yang dilakukan Tiongkok. Sebuah protes terjadi di depan konsulat Tiongkok di Munich untuk mengungkapkan ketidakpuasan serupa.

Sebuah laporan mengejutkan dari Proyek Hak Asasi Manusia Uighur juga dirilis pada konferensi tersebut, yang mengungkapkan statistik yang mengkhawatirkan tentang tingkat penahanan Uighur. 

Laporan tersebut menunjukkan bahwa sekitar 578.500 warga Uighur dipenjara, dan komunitas tersebut merupakan sepertiga dari jumlah total tahanan di penjara Tiongkok. Laporan tersebut juga menguraikan kasus-kasus tokoh terkemuka seperti Rahil Dawat dan Gulshan Abbas yang dipenjara secara tidak adil karena upaya mereka melindungi budaya Uighur.

Selain itu, WUC juga menyerukan tindakan untuk memprotes keputusan Inggris yang mengizinkan kerja paksa mengimpor kapas dari Tiongkok. Selain itu, sebagai bagian dari agenda konferensi, kelompok ini juga menyediakan forum bagi pengungsi Tibet di pengasingan, memberikan mereka kesempatan untuk mengekspresikan penindasan terhadap warga Tibet di Tiongkok. 

Diskusi tersebut juga berupaya untuk mengadili kasus genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan terhadap budaya minoritas di Tiongkok. Konferensi empat hari tersebut juga membahas penyelidikan baru-baru ini yang dilakukan oleh Komite Terpilih AS bipartisan mengenai Genosida Uyghur oleh Partai Komunis Tiongkok.

 

Investigasi menemukan bahwa lembaga keuangan besar AS, termasuk MSCI dan BlackRock, mendanai lebih dari $6,5 miliar kepada 63 perusahaan Tiongkok yang terlibat dalam ekspansi militer Tiongkok dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap penduduk Uyghur. Investasi ini terkait dengan pengembangan teknologi yang digunakan untuk melakukan genosida Uighur.

Laporan tersebut memperingatkan perlunya intervensi Kongres untuk mengatasi tren yang mengkhawatirkan ini. Perjanjian tersebut mengusulkan pembatasan investasi pada perusahaan-perusahaan Tiongkok yang masuk daftar hitam dan mendukung persyaratan pengungkapan yang lebih ketat bagi perusahaan-perusahaan AS yang beroperasi di Tiongkok. 

Dengan memberlakukan pembatasan dan persyaratan seperti itu, para pembuat kebijakan secara tidak sengaja akan menghambat dukungan terhadap perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Uighur. 

Selain itu, laporan tersebut juga menekankan pentingnya meningkatkan ketahanan sistem keuangan AS terhadap potensi volatilitas pasar akibat investasi pada perusahaan Tiongkok yang terlibat dalam pelanggaran serius tersebut.

Oleh karena itu, acara perayaan 20 tahun Kongres Uighur Dunia berhasil menyoroti perjuangan yang sedang berlangsung untuk hak-hak dan keadilan Uighur, sekaligus menyoroti perlunya tindakan internasional yang mendesak untuk mengatasi pelanggaran hak asasi manusia dan meminta pertanggungjawaban PKT dan afiliasinya atas tindakan tidak manusiawi mereka. kejahatan 

Perhatian internasional yang dihasilkan oleh konferensi tersebut dipuji oleh para aktivis hak asasi manusia, yang menganggapnya sebagai langkah penting untuk menjamin keadilan bagi mereka yang dituntut secara tidak adil oleh PKT.

Baca artikel trending menarik lainnya di link ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *