JAKARTA – BYD menjadi sorotan karena hingga saat ini konsumen yang memesan sejak Februari belum menerima unitnya. Meski distribusinya lambat, produk baru akan dirilis bulan depan.
Merek kendaraan listrik asal Tiongkok ini akan menampilkan produk barunya di Pameran Mobil Internasional Gaikindo Indonesia atau GIIAS 2024 yang digelar di ICE BSD, Tangerang, pada 18-28 Juli 2024.
Head of Marketing PT BYD Motor Indonesia Luther T Panjaitan mengatakan, tahun ini GIAS BYD untuk pertama kalinya ikut serta, mengusung tema mendinginkan dunia sebesar satu derajat Celcius. “Kami juga akan meluncurkan produk-produk terkait, dan kami berharap dapat diterima dengan baik,” kata Luther di Jakarta, dikutip Jumat 14 Juni 2024.
Belum disebutkan secara spesifik produk yang dimaksud, namun hingga saat ini BYD sudah memiliki tiga mobil listrik, yakni Dolphin, Atto 3, dan Seal. Di seluruh dunia mereka mempunyai banyak produk termasuk model MPV, SUV dan hatchback.
Selain mobil produksi BYD, merek yang berbasis di Shenzhen ini memiliki beberapa sub-merek di pasar internasional, yakni Yang Wang, Denza, dan Fang Cheng Bao.
Salah satu contoh konsorsium yang dihadirkan di RI adalah Denda D9. Bahkan ada dugaan MPV pesaing Alfred menjadi salah satu produk baru yang akan mereka jual.
Mobil listrik hasil kolaborasi dengan Daimler AG ini memiliki desain futuristik dan elegan dengan konfigurasi kursi 2+2+3 dan ruang kabin penumpang yang luas.
Seperti ketiga produk yang diluncurkan di Indonesia, Danza juga dibangun di atas platform elektronik utama merek China tersebut, yang mencakup susunan bilah baterai atau Lithium Prophosphate (LFP).
Teknologi E-Platform yang lebih aman dan efisien dalam pengisian daya mampu membawa Denza D9 EV hingga 600 kilometer dalam sekali pengisian penuh. Selain itu, ia juga memiliki MPV yang saat ini digunakan sebagai kabin baru Bluebird, yakni BYD E6.
Namun rencana pengenalan produk baru menimbulkan kelebihan dan kekurangan. Pasalnya ketiga model yang dijualnya saat ini belum sampai ke tangan konsumen. Bahkan izin impornya hanya disetujui oleh pemerintah.
Menteri Investasi dan Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengatakan, BYD hanya menerima usulan izin impor, sehingga bisa ditentukan jumlah suku cadang yang masuk ke Indonesia. “Sekarang kita kasih sekitar 10 sampai 20 persen dari total kapasitas produksi, saya lupa. Tapi saya tandatangani (izin impor barang),” kata Bahlil.